Munas Golkar Diminta Beri Ruang Kemunculan 'Rising Star'

Ilustrasi kampanye Golkar di Pileg 2019 beberapa waktu lalu.
Sumber :
  • ANTARA FOTO/Kornelis Kaha

VIVA – Partai Golkar akan menggelar Musyawarah Nasional atau Munas pada awal Desember 2019. Partai berlogo Pohon Beringin itu dinilai tak kehabisan stok kader dengan kualitas calon pemimpin.

Ijeck dan Bobby Nasution Bertemu di Jakarta Bahas Pilkada Sumut 2024, Ini Hasilnya

Pengamat komunikasi politik Universitas Indonesia, Ari Junaedi mengatakan dari kelahiran Golkar hingga era sekarang, sudah banyak tokoh nasional yang dimunculkan.

"Setiap fragmen kekuasaan negeri ini, pasti diwarnai dengan hadirnya kader Golkar di tampuk kekuasaan. Mengingat Golkar alergi menjadi pihak yang berseberangan dengan rezim yang berkuasa," kata Ari di Jakarta, Jumat, 22 November 2019.

Badan Saksi Nasional Golkar Optimis Menang 70 Persen di Pilkada 2024

Ari berharap sebagai partai besar dan modern, forum Munas harus bisa memunculkan figur-figur kuat. Jangan sampai isu kepemimpinan Golkar ke depan hanya berkutat pada sejumlah figur-figur itu saja. Kata dia, sudah seharusnya Golkar sudah bisa memberikan tempat untuk kemunculan rising star.

"Padahal masih banyak starting XI di jajaran Golkar. Golkar harus memberi space untuk munculnya rising star baru di Munas mendatang," jelas Ari.

Musa Rajekshah: Bismillah, Saya Siap Maju Jadi Calon Gubernur Sumut

Kemudian, ia menyoroti figur yang bisa memimpin Golkar di periode 2019-2024 mesti bisa memulihkan elektoral partai. Hasil di Pileg 2019 harus menjadi evaluasi. Perolehan Pileg 2019, Golkar mendapati 85 kursi dengan jumlah 17.229.789 atau 12,31 persen suara.

Golkar secara urutan berdasarkan perolehan kursi DPR di Pileg 2019 menempati peringkat dua di atas Gerindra. Namun, jika diurut berdasarkan perolehan suara nasional menempati posisi tiga. Hasil ini merosot dibandingkan Pileg 2014.

"Setelah untuk pertama kali dalam sejarah Golkar terlempar menjadi partai nomor tiga. Bukan lagi partai dengan tradisi juara atau runner-up dalam setiap pemilu," ujarnya.

Lalu, ia berharap figur yang menjadi pucuk pimpinan tertinggi Golkar harus didukung solid oleh para kader. Ia melihat dengan dinamika saat ini ada kekhawatiran pengucilan kader.

"Saya khawatir kader yang bukan pendukung Bamsoet akan dikucilkan andai Airlangga kalah di Munas nanti, demikian pula sebaliknya," tuturnya.

Maka itu, figur yang terpilih sebagai Ketua Umum Golkar mesti merangkul kader lain. Ia mengingatkan munculnya sejumlah partai sempalan seperti Gerindra, Hanura, dan PKPI merupakan sempalan yang lahir dari Golkar.

"Jadi, siapapun ketum yang menang di Munas harus merangkul yang lain. Bukan main dengkul. Lahirnya Gerindra, Hanura serta Nasdem, PKPI dari rahim Golkar harusnya menjadi warning bagi Golkar untuk bersatu," ujarnya.

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya