Wamenlu Jelaskan Posisi Politik Internasional Indonesia

Wakil Menteri Luar Negeri Mahendra Siregar
Sumber :
  • ANTARA FOTO

VIVA – Dalam percaturan politik internasional, tarik-menarik kepentingan antarkubu, tidak bisa terelakkan. Saling melontarkan pengaruhnya, kerap mewarnai, sehingga memunculkan kubu-kubu tertentu dalam kehidupan global saat ini.

Sebut Stabilitas Sektor Jasa Keuangan Nasional Terjaga, OJK Waspadai Hal Ini

Indonesia, sebagai negara dengan jumlah penduduk yang cukup banyak, juga mengambil peran dalam perpolitikan itu. Namun, Wakil Menteri Luar Negeri, Mahendra Siregar, menjawab posisi Indonesia. Yakni lebih mementingkan pada kepentingan nasional, selama itu tidak menjadi pertentangan pihak mana pun.

"Kita bisa menduga ada ambisi negara tertentu untuk memperkuat pengaruhnya di internasional. Tapi kembali lagi kalau saya rasa yang perlu kita proyeksikan adalah posisi dan kepentingan nasional kita, yang saya rasa tidak bertentangan dengan kepentingan mana pun. Jadi saya lebih condong kita fokus di bagian situ," kata Mahendra dalam diskusi webinar yang diselenggarakan oleh I'm GenZ bertema 'Politik Luar Negeri Bebas Aktif Indonesia Pasca Pandemi' Rabu 17 Juni 2020.

Program Restrukturisasi Kredit Terdampak COVID-19 Berakhir, OJK Ungkap Alasan Tak Diperpanjang

Baca juga: Presiden Jokowi Sudah Tak Tahan Mau Blusukan Lagi

Mantan dubes RI untuk Amerika Serikat itu mengatakan, dalam hal produksi misalnya, pemenuhan akan bahan baku memaksa setiap negara untuk saling berinteraksi. Bahan baku untuk produk-produk tertentu yang dibutuhkan dunia, ada di Indonesia. Maka, menurutnya, politik internasional Indonesia adalah fokus ke sana.

Namanya Diisukan Bakal Jadi Menkeu Prabowo, Begini Respons Mahendra Siregar

"Kita melihat kemarin, ketergantungan yang tidak sehat tadi ya pada bahan baku tertentu itu peluang bagi kita untuk mengisi. Jadi Kementerian Luar Negeri dengan tentu KBRI yang terkait mencoba juga mencari peluang bagaimana kita bisa meningkatkan kemandirian," jelasnya.

Untuk mendukung hal ini, kata Mahendra, diperlukan kerja sama yang baik dengan berbagai instansi. Upaya itu agar pemenuhan kebutuhan untuk negara-negara lain, bahan bakunya bisa disiapkan oleh Indonesia. Menurut dia, seperti Kementerian Badan Usaha Milik Negara (BUMN), Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM), hingga Kementerian Perindustrian, perlu bekerja sinergi.

"Untuk industrinya sendiri, Kementerian Perindustrian dan untuk ekspor impor di Kementerian Perdagangan. Jadi sinergi itu terjadi. Malah lebih cepat sekali apa yang sering dikhawatirkan dengan katakanlah kecepatan birokrasi kita yang kurang dalam kondisi sebelumnya. Saat ini dalam hitungan WhatsApp group syarat formalitas semua menyusul saja. Makanya bisa kita tangkap kesempatan ini tadi," ujarnya.

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya