Menakar Model Capres 2024: Punya Visi Ekonomi dan Paham Hukum

Penghitungan surat suara Pemilu 2019 (Foto ilustrasi).
Sumber :
  • VIVA/M Ali Wafa

VIVA – Pesta politik Pemilu Serentak 2024 akan jadi sejarah karena akan digelar rangkaian Pileg, Pilpres, dan Pilkada di tahun yang sama. Selain kompleks, Pemilu Serentak 2024 juga jadi ujian karena dihelat di tengah negara berjuang memulihkan sektor ekonomi imbas pandemi COVID-19.

Demikian inti pembahasan dalam diskusi yang digelar Indigo Network. Direktur Eksekutif Indigo Network, Radian Syam menilai pemerintah, DPR, dan lembaga penyelenggara pemilu mesti harus segera menetapkan jadwal tahapan Pemilu 2024.

Dia menekankan dengan waktu kurang lebih dua tahun lagi, Pemilu 2024 sudah makin dekat. Menurutnya, Pemilu 2024 akan memiliki kompleksitas karena kali pertama Pilkada digelar dengan Pileg-Pilpres di tahun yang sama. Apalagi Pilkada nanti akan diikuti banyak daerah lantaran Pilkada 2022 dan 2023 yang ditunda.

"Dan, ini akan menjadi pesta demokrasi yang sangat terbesar bagi Indonesia di mana Pilpres, Pileg dan Pemilihan Gubernur, Walikota Bupati akan diadakan dalam satu tahun yang sama," kata Radian, dalam keterangannya, Kamis, 13 Januari 2022.

Radian menganalisa Pilpres 2024 diharapkan menghasilkan kualitas pemimpin yang paham upaya pemulihan ekonomi imbas pandemi. Dia bilang dengan masyarakat heterogen di Tanah Air, pemimpin yang gemar blusukan seperti Joko Widodo masih dicari pemilih.

Kemudian, ia mengimbau agar partai politik bisa segera menentukan calon yang akan diusung sebagai capres maupun cawapres. Tujuannya agar masyarakat bisa mengetahui visi misi serta rekam jejak dari capres dan cawapres. 

Penghitungan Surat Suara Pemilu 2019

Photo :
  • VIVA/M Ali Wafa

Selain itu, Pilpres 2024 diharapkan bisa menghasilkan figur pemimpin yang paham konsep negara hukum dan nilai-nilai kebangsaan. Lalu, pentingnya juga kepala negara sebagai pemimpin pemerintahan pusat yang punya visi ekonomi ke depan.

Jawaban Santai Presiden PKS Usai Ditolak oleh Partai Gelora Gabung ke Prabowo-Gibran

“Pemerintah harus mempunyai visi untuk ekonomi Indonesia Selama ini belum ada capres ataupun cawapres yang mempunyai visi ekonomi yang komprehensif. Di sisi lain, ekonomi juga harus berjalan seimbang dengan politik,” kata pengamat ekonomi Indigo Network, Ajib Hamdani. 

Pun, Ajib menambahkan, pandemi COVID-19 membuat kondisi ekonomi Indonesia tidak stabil. Belum lagi utang pemerintah sudah mencapai lebih dari 40 persen dari total Produk Domestik Bruto (PDB). 

Ditinggal Nasdem dan PKB Merapat ke Prabowo, Anies: Kita Masih Jalan Sama-sama Kok

"Maka dari itu capres dan cawapres yang akan maju ke pilpres 2024 harus mempunyai visi ekonomi yang kuat untuk membantu pemulihan ekonomi Indonesia," tutur Ajib.

Dia menyampaikan imbas pandemi COVID-19 berpengaruh signifikan di berbagai sektor yang menggerus ekonomi. Virus berbahaya tersebut belum bisa dikendalikan secara total di banyak negara termasuk Indonesia. 

Pasca Kalah Pilpres, Anies Baswedan Belum Terpikir Masuk Partai Politik
Ketua Umum PAN Zulkifli Hasan alias Zulhas di Kantor DPP PAN, Jakarta Selatan, Selasa, 23 April 2024

Zulhas Respons Soal PKB-Nasdem Merapat ke Prabowo: Dulu Saya Dukung Katanya Pengkhianat

Zulhas meminta masyarakat untuk tidak baper hingga sakit hati menyikapi dinamika politik.

img_title
VIVA.co.id
4 Mei 2024