Bobby Nasution Jawab Isu Politik Dinasti: Saya Memang Mantu Pak Jokowi

Wali Kota Medan Bobby Nasution
Sumber :
  • VIVA/M Ali Wafa

VIVA – Wali Kota Medan Muhammad Bobby Afif Nasution mengklarifikasi tudingan sebagian kalangan tentang politik dinasti terhadap dirinya sehingga orang nomor satu di ibu kota Sumatera Utara itu dicibir dan diragukan kemampuannya memimpin.

Pakar: Penambahan Kementerian yang Direncanakan Prabowo Harus Ubah Regulasi

Bobby mengaku tak terganggu dengan cibiran sejumlah kalangan yang menganggapnya remeh dan berhasil menjadi wali kota karena mendompleng nama besar Jokowi. "Gimana, ya. Saya memang menantunya Pak Jokowi," katanya dalam satu wawancara eksklusif dengan VIVA di kantornya di Medan, Sumatera Utara, Kamis, 3 Februari 2022.

Namun, dia menekankan, meski tak dapat dilepaskan sebagai menantu Presiden, publik mestinya menilai saja status kekeluargaan itu bermanfaat atau tidak untuk kepentingan banyak orang.

Istana Pastikan Pansel Calon Pimpinan KPK Segera Diumumkan

Memimpin dan mengelola satu daerah, katanya, tidak dapat dikerjakan sendirian, melainkan wajib bekerja sama dan berkolaborasi dengan semua pihak yang terkait. Medan, sebagai ibu kota Sumatera Utara, katanya, harus bekerja sama dengan Pemerintah Provinsi dan pemerintah pusat, selaian juga dengan pihak-pihak terkait di kota itu.

Wali Kota Medan Bobby Nasution

Photo :
  • VIVA/M Ali Wafa
Jokowi Tegaskan Tak Ada Pengajuan Percepatan Pilkada 2024

Statusnya sebagai menantu Jokowi, Bobby mengakui, memang memberikan kemudahan untuk akses informasi atau relasi dengan kementerian/lembaga di Jakarta. "Kalau berhubungan dengan pemerintah pusat, mungkin aksesnya lebih gampang." Tapi, dia menekankan, "belum tentu saya dengan stakeholder yang ada di kota Medan lebih gampang. Misalnya, dengan kelompok masyarakat tertentu, atau organisasi tertentu."

"Kalau dengan kementerian, mungkin agak mudah untuk komunikasi. Tapi dengan kelompok lainnya belum tentu," dia menambahkan.

Berdasarkan pengalamannya, banyak kendala dan hambatan yang dihadapi selama memerintah, yang semuanya memerlukan keterampilan dan keuletan tata kelola pemerintahan. "Berarti [membutuhkan] keahlian tidak hanya sebagai menantu [Jokowi]," katanya.

Dia berterus terang tak ragu memanfaatkan statusnya sebagai bagian dari keluarga besar Jokowi untuk kepentingan publik. "Kalau hal itu kita peruntukkan untuk masyarakat," katanya, "saya kira enggak ada masalah."

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya