Jokowi ke Ukraina dan Rusia Pertegas Politik Bebas Aktif Indonesia

Presiden Jokowi duduk bersama dengan Presiden Ukraina Volodymyr Zelensky
Sumber :
  • Twitter @jokowi

VIVA – Presiden Joko Widodo yang turut didampingi Ibu Negara Iriana, melakukan lawatan ke Ukraina dan Rusia. Kunjungan dalam upaya perdamaian kedua negara yang tengah berperang saat ini, mendapat sambutan positif.

Pengamat Hukum Internasional dari Universitas Nusa Cendana (Undana) Kupang Dr DW Tadeus menilai lawatan yang dilakukan Presiden RI Joko Widodo (Jokowi) ke Ukraina dan Rusia sebagai negara yang sedang berkonflik mempertegas posisi politik luar negeri Indonesia yang bebas dan aktif.

"Indonesia kembali mempertegas standing position dalam menyikapi konflik Rusia-Ukraina yaitu prinsip politik luar negeri bebas aktif dengan kunjungan Jokowi untuk menemui pemimpin kedua negara yang berkonflik," kata Tadeus ketika dihubungi di Kupang, Kamis, dikutip dari Antara.

Ia mengatakan hal itu menanggapi lawatan Presiden Jokowi untuk bertemu dengan Presiden Ukraina Volodymyr Zelenskyy, dan Presiden Rusia Vladimir Putin yang tengah berkonflik.

Menurut dia, kunjungan Jokowi ke kedua negara menunjukkan bahwa Indonesia tidak bisa diintervensi dalam mengambil keputusan politik menyikapi konflik militer tersebut.

Artinya Indonesia bebas menentukan sikap untuk berkunjung ke kedua negara tanpa harus berada di sisi Amerika Serikat dan sekutunya untuk mengecam atau menyalahkan Rusia.

"Jika Jokowi hanya mengunjungi Ukraina, maka patut dinilai sikap politik bebas aktif kita telah diintervensi untuk mendukung salah satu pihak yang berperang," katanya lagi.

"Jadi kunjungan ke kedua negara ini menunjukkan Indonesia tidak harus mengikuti maunya Amerika Serikat untuk berpihak ke mereka. Kita punya sikap yang berbeda, sehingga tidak diremehkan dunia," katanya pula.

Microsoft Tak Bakal Nyesel Investasi di Indonesia, Luhut: Saya Janji

DW Tadeus mengatakan pada sisi lain, Ukraina dan Rusia tetap menganggap Indonesia sebagai teman, sehingga Indonesia mudah mengambil peran untuk mencoba mendamaikan kedua belah pihak.

"Sikap ini yang ditunggu-tunggu masyarakat dunia dengan harapan agar konflik bisa mereda, sehingga ancaman krisis energi, pangan, dan sebagainya secara global bisa teratasi," katanya.

Qodari Sebut Jokowi dan Prabowo sebagai Dwitunggal: Tidak Bisa Dipecah Belah

Menurut dia, jika ke depan konflik kedua negara dapat mereda, maka Indonesia turut mencatatkan sejarah ikut menciptakan perdamaian dunia melanjutkan apa yang telah dirintis Presiden pertama Indonesia Soekarno (Bung Karno). (Ant)

Jokowi Serahkan Sertifikat Tanah Elektronik ke Warga Banyuwangi
Rafah, Gaza

Palestina Sebut Lebih dari 10.000 Orang Hilang di Bawah Puing di Gaza

Dinas Pertahanan Sipil Palestina pada Selasa mengatakan lebih dari 10.000 orang hilang di bawah puing-puing bangunan di Jalur Gaza sejak Israel menyerang sejak 7 Oktober.

img_title
VIVA.co.id
1 Mei 2024