BNPT: Terjadi Peningkatan Korban Terorisme Terutama di Papua

KEPALA Badan Nasional Penanggulangan Terorisme (BNPT) Komjen Boy Rafli Amar
Sumber :
  • VIVA/M Ali Wafa

VIVA Politik – Kepala Badan Nasional Penanggulangan Terorisme (BNPT) Komisaris Jenderal (Komjen) Polisi Boy Rafli Amar mengatakan berdasarkan data Global Terrorism Index 2022 terjadi peningkatan korban atas kejahatan tersebut di Indonesia.

AKBP Syukur: Seorang Warga Tak Terlibat OPM Dipulangkan ke Keluarganya

"Di Indonesia terjadi peningkatan terorisme akibat kekerasan yang terjadi khususnya di wilayah Papua pada tahun 2021," kata Kepala BNPT Komjen Polisi Boy Rafli Amar di Jakarta, Minggu.

Hal tersebut disampaikannya pada kegiatan hari internasional untuk peringatan dan penghormatan bagi korban terorisme 2022 di Jakarta.

Tokoh Bali Ngurah Harta Pastikan Bali Aman, Siap Selenggarakan World Water Forum ke-10

KEPALA Badan Nasional Penanggulangan Terorisme (BNPT) Komjen Boy Rafli Amar

Photo :
  • VIVA/M Ali Wafa

Sebaliknya, data Global Terrorism Index 2022 yang mengkaji tentang dampak terorisme pada suatu negara termasuk jumlah korban dan kematian, terjadi penurunan jumlah korban secara global. Namun, sayangnya di Indonesia justru terjadi peningkatan.

Korban Penembakan OPM Dievakuasi dari Homeyo ke Timika

Boy mengatakan hal itu juga sesuai dengan yang telah dirilis oleh pemerintah bahwa aksi kekerasan kelompok kriminal bersenjata (KKB) di Papua dikategorikan sebagai kejahatan terorisme.

Kendati demikian, pemerintah tetap mengambil langkah serius, terpadu dan berkelanjutan dalam penanganan korban terorisme. Termasuk mempertimbangkan dampak serangan teroris yang bersifat multidimensi dan jangka panjang.

KKB membakar barak pemuda dan olahraga di Intan Jaya, Papua

Photo :
  • VIVA/Aman Hasibuan

Memaafkan dan rekonsiliasi

Berdasarkan pidato kenegaraan yang disampaikan oleh Presiden Jokowi pada Sidang Tahunan MPR RI 16 Agustus 2022, kepala negara mengatakan Indonesia memiliki kekuatan untuk membangun bangsa dengan bonus demografi.

Jumlah penduduk yang cukup besar dan didominasi oleh usia produktif akan menjadi motor penggerak dan menghadapi kompetisi global. Berangkat dari itu, diyakini Indonesia juga bisa mendukung pemulihan korban terorisme termasuk melawan tindakannya.

BNPT telah mengadakan berbagai program yang melibatkan penyintas terorisme selama beberapa waktu terakhir. Salah satunya yakni bekerja sama dengan Lembaga Perlindungan Saksi dan Korban (LPSK) memberikan bantuan medis, psikososial, psikologis, hingga penyaluran santunan dan kompensasi.

Ilustrasi bangunan dibakar oleh KKB

Photo :
  • ANTARA

Tidak hanya itu, BNPT juga menginisiasi silaturahmi kebangsaan yang mempertemukan mantan narapidana terorisme dengan penyintas terorisme.

"Tujuannya untuk membangun budaya memaafkan dan rekonsiliasi," kata jenderal yang menyandang gelar adat Datuak Rangkayo Basa tersebut.

Meskipun program itu bukan perkara mudah, BNPT berhasil melaksanakannya sebanyak tiga kali, yakni pada tahun 2018, 2021 dan 2022. Program tersebut juga akan terus dikembangkan sesuai dengan pilar kedua Peraturan Presiden Nomor 7 Tahun 2021 tentang Rencana Aksi Penanggulangan Ekstremisme Berbasis Kekerasan. (ant)

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya