Duet LaNyalla-Andika Perkasa Dianggap Ideal

Ketua DPD RI LaNyalla Mattalitti dan Panglima TNI Jenderal Andika Perkasa
Sumber :
  • istimewa

VIVA Politik – Ketua DPD RI LaNyalla Mattalitti bertemu dengan Panglima TNI Jenderal Andika Perkasa di Madiun Jawa Timur, saat puncak peringatan seratus tahun Persaudaraan Setia Hati Terate (PSHT) pada Jum’at 2 September 2022. 

Pakai Baret Merah, Momen Prabowo Subianto Hadiri HUT ke-72 Kopassus

Keduanya nampak akrab dan saling berbincang di sela acara. Pertemuan LaNyalla Mattalitti dan Andika Perkasa mengundang perhatian publik, hal ini karena keduanya sejak lama diperbincangkan sebagai capres 2024.

Ketua DPD RI, AA LaNyalla Mahmud Mattalitti.

Photo :
4 Sosok Jenderal Bintang 4 Kelahiran Tanah Sunda, Pernah Jadi KSAD dan Panglima TNI

Menurut Direktur Eksekutif Trust Indonesia , Azhari Ardinal bahwa baik LaNyalla maupun Andika telah dideklarasikan sebagai capres oleh relawan di berbagai provinsi, deklarasi yang masif tersebut menandakan bahwa keduanya punya tempat tersendiri di hati masyarakat. 

"Secara segmentasi, relawan LaNyalla dan Andika berasal dari berbagai segmen seperti buruh, nelayan, seniman, emak-emak, kalangan milenial dan lain-lain. Segmentasi relawan yang beragam dari LaNyalla dan Andika menunjukkan keduanya memiliki basis pemilih yang luas di tengah masyarakat," kata Azhari kepada wartawan, Sabtu 3 September 2022.

19 Pati TNI Naik Pangkat Lebih Tinggi, Ini Daftar Namanya

Azhari mengatakan duet LaNyalla-Andika merupakan perpaduan ideal, LaNyalla berasal dari kalangan sipil sementara Andika berasal dari kalangan militer, pasangan sipil militer akan saling melengkapi dalam memimpin Indonesia. 

VIVA Militer: Panglima TNI Jenderal Andika Perkasa

Photo :
  • YouTube Jenderal TNI Andika Perkasa

LaNyalla selaku tokoh sipil, selain memimpin Lembaga negara DPD RI, ia juga memiliki hubungan emosional yang kuat dengan kelompok Islam, LaNyalla memiliki kedekatan dengan tokoh-tokoh Islam, terbaru LaNyalla didaulat sebagai keynote speaker dalam  Kongres Umat Islam yang diselenggarakan di Medan. 

Sementara itu Andika merupakan tokoh militer yang saat ini memegang jabatan tertinggi di militer yakni Panglima TNI, ini merupakan bukti bahwa ia bukan figur biasa di di dunia militer, kompetensi sebagai pemimpin militer telah teruji, ini merupakan modal yang baik untuk memimpin Indonesia. 

Bila berkaca pada sejarah, perpaduan sipil militer atau militer sipil telah terbukti memimpin Indonesia, hal itu tercermin di masa kepemimpina SBY periode pertama dan kedua.

Dari sudut pandang geopolitik, LaNyalla dan Andika merupakan representasi dari dua pemilih terbesar di Indonesia, Jawa Timur dan Jawa Barat. LaNyalla memiliki basis pemilih di Jawa Timur sedangkan Andika Memiliki basis pemilih di Jawa Barat. 

Ketua DPD RI LaNyalla Mattalitti dan Panglima TNI Jenderal Andika Perkasa

Photo :
  • istimewa

Sejak dimulainya pilpres dengan sistem pemilihan langsung, Jawa Timur dan Jawa Barat selalu menjadi lumbung suara yang sangat berpengaruh pada hasil akhir pilpres. Jika LaNyalla dan Andika mampu menggabungkan basis pemilih masing-masing maka akan berpeluang besar memenangkan pilpres.

"Jika berbicara partai pengusung, LaNyalla-Andika berpotensi diusung Nasdem dan PKS. Andika merupakan salah satu calon yang diusung Nasdem, artinya Andika memiliki modal parpol pengusung. Pertemuan Puan Maharani dan Surya Paloh yang baru saja terjadi di mana disinyalir Puan meminta kepada Nasdem agar Anies Baswedan dipasangkan mendampingi Puan untuk menjadi cawapres, tentu hal ini akan membuat Anies yang berambisi menjadi capres merasa kecewa, bila Anies tetap kukuh ingin nyapres maka tidak mustahil Nasdem akan meninggalkan Anies" ungkapnya. 

"Situasi ini justru mendatangkan keuntungan bagi Andika, peluangnya untuk diusung Nasdem semakin terbuka lebar. Pada saat yang sama PKS hingga saat ini belum memiliki kandidat capres, LaNyalla berpotensi menjadi pilihan yang tepat, sebagai tokoh yang dekat dengan kelompok Islam maka LaNyalla berpeluang diusung PKS yang juga merupakan partai berbasis Islam. Koalisi PKS-Nasdem masih  butuh 1 parpol koalisi untuk memenuhi syarat mengusung Pasangan Capres/Cawapres," kata dia.

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya