Pengamat: Pertemuan Airlangga-Prabowo Bisa Dimaknai Pertemuan Capres

Ketum Golkar Airlangga Hartarto dan Ketum Gerindra Prabowo Subianto
Sumber :
  • Istimewa

VIVA Politik - Ketua Umum Partai Golkar sekaligus Menteri Koordinator Bidang Perekonomian bertemu dengan Ketua Umum Partai Gerindra yang juga Menteri Pertahanan Prabowo Subianto di Kantor Kemenko Perekonomian pada Senin, 19 September 2022, kemarin. Dilaporkan, keduanya membahas soal isu keamanan, geopolitik, serta ekonomi dunia.

Megawati Belum Putuskan soal Usulan Kerja Sama dengan Prabowo

Pertemuan Antar Calon Presiden

Meski demikian, pengamat politik dari Universitas Al Azhar Indonesia, Ujang Komarudin, menilai pertemuan itu bisa dimaknai berbeda. Misalkan sebagai pertemuan antar calon presiden.

Jokowi Tunjuk Menko Airlangga Jadi Ketua Pelaksana Tim Nasional OECD, Intip Tugasnya

Sambil Menyelam Minum Air

Menurutnya, jika mengikuti konstruksi itu, suka tidak suka, senang tidak senang, ia mengatakan bahwa mereka sambil menyelam minum air.

Prabowo Tetap Dikawal Satgas Pengamanan Capres Polri hingga H-30 Pelantikan

"Pertemuan menteri juga sekaligus pertemuan antar capres," kata Ujang lagi.

Ketua Umum Golkar Airlangga Hartarto dan Ketua Umum Gerindra Prabowo Subianto.

Photo :
  • Dok. Airlangga Hartarto

Ia mengibaratkan dirinya sebagai dosen yang bertemu masyarakat di warung. Ketika bertemu itu, profesinya sebagai dosen tidak hilang.

"Ini analogi saya aja. Mereka menteri, membicarakan pertahanan tapi tidak terlepas mereka juga capres," katanya.

Menteri Merangkap Ketua Umum

Ujang menilai hal itu menjadi menarik. Alasannya, di tanah air, menterinya merangkap ketua umum dan sekaligus juga punya potensi untuk menjadi capres.

"Kalau kita melihat kontruksi itu semua, masyarakat membaca bahwa itu pertemuan antar capres," tegas dia.

Ketum Golkar Airlangga Hartarto bertemu dengan Ketum Gerindra Prabowo Subianto

Photo :
  • Dok. Airlangga Hartarto

Ia melanjutkan meskipun kedua partai yang dipimpin Prabowo maupun Airlangga belum bisa berkoalisi, [Airlanga sudah di KIB, yang terdiri dari Golkar, PAN, dan PPP, dan Prabowo dengan PKB] tapi setelah pilpres, mereka bisa saja bersatu.

"Di kita (punya sejarah), Golkar dukung Prabowo, Jokowi menang, Golkar ikut masuk ke pemerintahan Jokowi," lanjutnya.

Komunikasi Harus Dibangun

Ujang berpendapat komunikasi memang harus dibangun, walupun nanti belum tentu berkoalisi. Karena paska pemilihan presiden, setelah diketahui pemenangnya, bisa jadi yang tadinya bersebrangan masuk ke koalisi pemerintahan seperti Prabowo yang berseberangan dengan Jokowi, tapi masuk ke pemerintahan.

"Jadi penting pertemuan antar capres itu, antara Prabowo dengan Airlangga," katanya.

Ketua Umum Partai Gerindra Prabowo Subianto menerima kunjungan Ketua Umum Partai Golkar Airlangga Hartarto di rumah Menteri Pertahanan itu di Jakarta, Senin, 5 Juli 2020.

Photo :
  • VIVA/Syaefullah

Ia melihat antara Airlangga dan Prabowo sejauh ini kecil kemungkinan berkoalisi.

"KIB solid dengan KIB-nya, Prabowo dengan PKB juga solid. Apakah mereka bisa berkoalisi, kecil. Mereka akan jalan masing-masing, pasca pilpres bisa bertemu juga," katanya.

Airlangga-Ganjar, Prabowo-Cak Imin

Terkait siapa pasangan yang cocok untuk kedua tokoh tersebut, Ujang mengatakan Airlangga bisa saja menggandeng Ganjar Pranowo. Sedangkan Prabowo dengan Muhaimin Iskandar.

"Konstruksi koalisi hari ini, Prabowo dengan PKB, Gerindra dengan PKB. Pasangannya suka tidak suka, senang tidak senang, pasangannya dengan Cak Imin," katanya.

Alasannya, lanjut Ujang, jika Cak Imin tidak dicawapreskan, PKB tidak mau, dan akan lari. Kalau PKB tidak mau, maka Gerindra tidak bisa usung presiden.

"Gerindra-PKB, Cak Imin cawapresnya," tegasnya.

Sementara itu, untuk Airlangga di KIB, Ujang mengatakan ia bisa menjadi capres, sedangkan cawapresnya bisa dari eksternal yaitu Ganjar Pranowo.

"Bisa internal Zulhas, tapi berat, karena keduanya belum punya elektabilitas tinggi. Pak Airlangga harus cari capres dari eksternal yang punya elektabilitas tinggi," katanya.

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya