- Istimewa
VIVA Politik – Politisi PDI-Perjuangan atau PDIP, Deddy Sitorus, angkat bicara mengenai adanya pihak-pihak yang meributkan mengenai potensi kecurangan yang terjadi saat Pemilu diadakan. Menurut Deddy, dalam Pemilu di mana pun itu, akan selalu dapat terjadi kecurangan dan Pemilu tak selamanya bersih.
"Tidak ada Pemilu yang akan 100% bersih. Bahkan di Amerika pun di negara-negara maju, pemilu tanpa cacat di mana ada? yang melakukan itu orang-orang partai politik kok," kata Deddy dalam diskusi di kanal Youtube Indonesia Lawyers Club, Jumat malam, 23 September 2022
Menurut Deddy, dalam pelaksanaan pesta demokrasi, pasti diwarnai berbagai kecurangan dan tidak 100 persen berjalan semourna. Bagi Politisi, kecurangan dalam Pemilu adalah hal yang lumrah dan masih dapat dianggap wajar.
Politisi memiliki kriteria sendiri mengenai kecurangan yang tak bisa dimaklumi, yaitu pada saat kecurangan terjadi dengan begitu masif dan terstruktur. Apabila itu terjadi maka dapat mendelegitimasi proses penyelenggaraan pemilu 2024.
"Di mana pun yang 100% ya kita ini kan sama-sama orang Politik semua, tidak ada yang sempurna. Tetapi yang disebut curang bagi kita yang kemudian bisa mendelegitimasi, itu apabila terjadi secara masif dan terstruktur," ujar Deddy
Menurut Deddy, Pemilu adalah bagaimana satu partai bersaing dengan partai lainnya merebut kekuasaan. Bahkan persaingan itu juga kerap terjadi dalam internal partai ketika memperebutkan kursi legislatif untuk dapat maju sebagai wakil rakyat.
"Bahwa ada kekurangan, ada pihak-pihak yang curang, bahkan di dalam internal partai pun, dalam pemilu legislatif, itu bisa terjadi, apapun bisa," ujaf Deddy
Untuk mengatasi hal tersebut, kata Deddy, Indonesia telah memiliki lembaga yang menangani itu. "Untuk itulah kita punya yang namanya Bawaslu, kita punya yang namanya mahkamah konstitusi, itu gunanya," ujar Deddy
Seperti diketahui, baru-baru ini Ketua Majelis Tinggi Partai Demokrat, Susilo Bambang Yudhoyono atau SBY menyatakan kesiapannya turun gunung karena adanya tanda-tanda kecurangan pada Pemilu 2024. Menurut SBY, ada upaya untuk mengatur Pilpres hanya diikuti oleh dua pasangan capres-cawapres.