Prabowo Bawa Kopi Hambalang di Forum Dunia, Dasco: Tidak Ada Motif Politik
- VIVA/Anwar Sadat
VIVA Politik – Ketua Harian Partai Gerindra, Sufmi Dasco Ahmad menjelaskan aksi Menteri Pertahanan, Prabowo Subianto yang membawa kopi Hambalang saat mengisi acara Global Food Security Forum di Nusa Dua Bali pada Minggu, 13 November 2022. Menurut dia, aksi Prabowo itu spontanitas tak ada maksud apa-apa.
“Ini kan sponanitas, kopi yang sehari-hari diminum. Saya pikir tidak ada tujuan-tujuan tertentu, apalagi motif-motif politik. Ini hanya spontanitas,” kata Dasco di Gedung DPR pada Selasa, 15 November 2022.
Calon presiden Prabowo Subianto membeli kopi di warung milik warga Cililin
- Dian Widiyanarko
Memang, kata dia, Prabowo kemana-mana selalu membawa kopi khas yang diranjang atau kemudian dibikin ramuan khusus asli Indonesia. Sehingga, kopi tersebut dinamakan Prabowo adalah kopi Hambalang.
“Kenapa demikian? Karena yang pertama kali meraciknya itu di Hambalang,” jelas dia.
Justru, Wakil Ketua DPR RI ini mengatakan ada nilai positifnya Prabowo membawa kopi Hambalang saat kegiatan internasional di Bali. Sebab, kata dia, hal itu menjadi salah satu memperkenalkan produk bangsa Indonesia kepada tamu-tamu mancanegara.
“Tentunya, bukan hanya kopi Hambalang tapi masih banyak kopi-kopi lain, produk-produk lain sejens yang juga nanti bisa diperkenalkan kepada tamu-tamu yang di luar negeri,” ujarnya.
Ilustrasi secangkir kopi.
- U-Report
Sebagaimana diketahui, Menteri Pertahanan (Menhan) Prabowo Subianto membawa Kopi dari Hambalang saat dia menjadi salah satu pembicara dalam Global Food Security Forum di Nusa Dua, Bali, pada Minggu 13 November 2022. Prabowo mengatakan bahwa kopi dari Hambalang merupakan kopi terbaik yang menjadi favoritnya.
Menurut Prabowo, kopi jenis arabika itu memiliki rasa buah sehingga ada sensasi manis dan rasanya agak pahit. Saat menyeduh kopi Hambalang, Prabowo biasa meraciknya dengan campuran kayu manis.
Wartawan Di Malang Tolak RUU Penyiaran, Bikin Teatrikal Pembungkaman Pers
Ratusan wartawan dan pers mahasiswa menolak revisi Undang-undang Penyiaran, dimana beberapa pasal dianggap berpotensi membatasi ruang kerja pers. Mereka menggelar aksi di
