Survei Indikator: Elektabilitas Prabowo Naik Lagi karena Diendorse Jokowi

Menhan RI Prabowo Subianto (tengah).
Sumber :
  • Istimewa

VIVA Politik - Survei Indikator Politik Indonesia (IPI) merilis survei terbaru terkait elektabilitas bakal calon presiden (capres) 2024 mendatang. Temuan survei Indikator, elektabilitas Ketua Umum Prabowo Subianto meningkat karena efek endorsement dari Presiden Joko Widodo (Jokowi). 

Megawati Belum Putuskan soal Usulan Kerja Sama dengan Prabowo

Direktur Eksekutif Indikator Politik Indonesia Burhanuddin Muhtadi mengatakan elektabilitas Prabowo cenderung menurun dalam setahun terakhir. Namun, elektabilitas Prabowo secara tiba-tiba meningkat.

"Terus terang kita agak jarang mendapati pola elektabilitas atau dukungan yang menurun. Kemudian, tiba-tiba meningkat. Elektabilitas Pak Prabowo setahun terakhir cenderung turun," kata Burhanuddin dalam penjelasannya secara daring, Minggu 26 Maret 2023.

Prabowo Tetap Dikawal Satgas Pengamanan Capres Polri hingga H-30 Pelantikan

Direktur Eksekutif Indikator Politik Indonesia Burhanuddin Muhtadi.

Photo :
  • ANTARA FOTO/Aprillio Akbar

Dia menjelaskan Jokowi sejak bulan November, ditafsirkan sudah melempar kode untuk mendukung Prabowo maju dalam Pilpres 2024. Prabowo pun juga tampak sering mendampingi Jokowi melakukan kunjungan kerja ke sejumlah daerah.

Isu Partai Rival Gabung Dukung Prabowo, Sangap Surbakti Khawatir Bisa Jadi Duri dalam Daging

"Pak Jokowi kan sejak bulan November itu berkali-kali menyatakan kode bahkan kodenya terlalu terang ya untuk mendukung Pak Prabowo. Dia menyebut 2024 jatahnya Pak Prabowo, kemudian nenteng Pak Prabowo ke sana kemari gitu ya," jelas Burhanuddin.

Sementara, Jokowi juga ditafsirkan punya kode tersendiri untuk Gubernur Jawa Tengah, Ganjar Pranowo. Salah satunya seperti gaya rambut putih. 

Namun, beberapa bulan terakhir Jokowi secara jelas lebih banyak meng-endorse Prabowo ketimbang Ganjar.

"Kemudian kalau untuk Ganjar ada kodenya. Tetapi, biasanya pakai bahasa yang high konteks. Misalnya rambut putih. Tetapi, beberapa bulan terakhir kan lebih banyak saya kira kode yang dilempar Pak Jokowi ke Pak Prabowo," tutur Burhanuddin.

Adapun survei dilakukan dua kali di dua bulan yang berbeda, yang pertama adalah pada Februari 2023. Kemudian, survei kedua saat Maret 2023.

Populasi survei merupakan seluruh warga negara Indonesia yang punya hak pilih dalam pemilihan umum atau sudah 17 tahun.

Penarikan sampel menggunakan metode multistage random sampling. 

Dalam survei periode 9-16 Februari 2023, jumlah sampel sebanyak 1.220 orang. Sampel berasal dari seluruh provinsi yang terdistribusi secara proporsional. Dengan asumsi metode simple random sampling.

Survei memiliki toleransi kesalahan margin of error sekitar ±2,9 persen dengan tingkat kepercayaan 95 persen.

Lalu, dalam survei periode 12-18 maret 2023, jumlah sampel sebanyak 800 orang. Sampel berasal dari hampir semua provinsi yang terdistribusi secara proporsional. Dengan asumsi metode simple random sampling, ukuran sampel 800 responden memiliki toleransi kesalahan margin of error sekitar ±3,5 persen pada tingkat kepercayaan 95 persen.

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya