Sindir Moeldoko Cs, Loyalis AHY: Upaya Gagalkan Anies dan Obok-obok Demokrat
- VIVA/M Ali Wafa
VIVA Politik - Ratusan kader pengurus Demokrat Banten mendatangi kantor pengadilan untuk meminta perlindungan hukum. Mereka tak ingin Partai Demokrat yang dipimpin Agus Harimurti Yudhoyono alias AHY diganggu oleh Moeldoko Cs.
Para pengurus DPC sengaja mendatangi Pengadilan Negeri (PN) di wilayahnya masing-masing. Lalu, untuk pengurus DPD, mereka datangi Pengadilan Tata Usaha Negara (PTUN) Serang dengan berjalan kaki.
"Kita bersurat ke PTUN, bahwa empat novum atau bukti baru yang dibawa Moeldoko itu adalah tidak benar. Semua merupakan bukti lama yang sudah kalah di pengadilan," kata Sekretaris DPD Demokrat Banten, Eko Soesilo, di PTUN Serang, Selasa, 4 April 2023.
Tim hukum DPP Partai Demokrat, Mehbob
- Dok. Istimewa
Dia mengingatkan ke kader agar jangan sampai Moeldoko bisa mengkudeta Demokrat di bawah kepemimpinan AHY. Eko menegaskan, Demokrat era AHY sudah berada di jalur yang benar dan memenangkan peradilan yang berkekuatan hukum.
"Untuk memastikan langkah perampok partai ini adalah sia-sia, karena yang sah secara hukum adalah Mas AHY, bukan Moeldoko," ujarnya.
Menurut dia, manuver Moeldoko yang mengajukan peninjauan kembali atau PK diduga untuk menggagalkan dukungan Demokrat ke Anies Baswedan sebagai bakal capres 2024. Dia mengatakan demikian karena melihat waktu pengajuan PK pada 3 Maret 2023.
Dia bilang waktu pengajuan PK oleh Moeldoko Cs dilakukan setelah Demokrat bersama AHY secara resmi mendukung Anies untuk maju di Pilpres 2024.
Pun, dia menegaskan seluruh kader di Banten tak pernah goyah mendukung AHY sebagai Ketua Umum. Selain itu, kader di Banten juga mendukung pencalonan Anies Baswedan di Pilpres 2024.
"Ini merupakan upaya mereka menggagalkan Anies. Upaya mereka mengobok-obok Demokrat," kata Kepala Badan Hukum dan Pengamanan Partai (BPHPP) Demokrat Banten Muhamad Yusuf.
Sudaryono Mulai Merangkak ke Posisi Atas Survei Pilgub Jateng
Ada tiga nama calon teratas di Pilkada Jawa Tengah 2024, berdasarkan hasil survei IDN. Sudaryono dan Hendra Prihadi bersaing ketat
