KIB Didorong Perjuangkan Kader Internal jadi Capres atau Cawapres Koalisi Besar

Ketum Golkar Airlangga Hartarto bertemu dengan Ketum Gerindra Prabowo Subianto.
Sumber :
  • Instagram @golkar.indonesia

VIVA Politik – Koalisi Indonesia Bersatu (KIB), didorong untuk harus mengusung kader internal poros ini, untuk dicalonkan baik sebagai capres atau cawapres di dalam koalisi besar. Koalisi besar ini adalah gabungan dari KIB  dengan Koalisi Kebangkitan Indonesia Raya (KKIR).

Prabowo Pastikan Tak Ada Waktu Terbuang Sia-sia selama Masa Transisi Pemerintahan

KIB dinilai punya mesin partai yang kuat. Maka ketika memutuskan melebur menjadi koalisi besar bersama KKIR, dianggap langkah tepat.

"KIB bisa saja menyusun langkah power sharing dengan mengusung salah satu kader untuk menjadi capres atau cawapres dan kemudian disodorkan ke dalam koalisi besar," ujar pengamat politik dan pendiri Indonesia Political Power, Ikhwan Arif, Senin, 17 April 2023.

Prabowo Temui Lawan Politiknya dalam Pilpres Upaya Luar Biasa, Menurut PAN

Dengan langsung merekomendasikan kader internal KIB sebagai capres atau cawapres, menurutnya mempermudah peleburan kedua poros koalisi itu.

Menurutnya, meleburnya KIB dan KKIR menjadi koalisi besar, tetap ada peran dari Jokowi. Walau nanti koalisi ini akan berhadapan dengan PDIP, dengan kekuatan ini menurutnya cukup bisa untuk menghadapi. 

Tidak Akan Ada Guncangan Politik dalam Transisi Jokowi kepada Prabowo, Menurut PAN

Sedangkan PDIP hingga saat ini, masih belum bergabung dalam poros koalisi apapun. Mengingat PDIP juga bisa mengusung capres dan cawapres sendiri tanpa koalisi, karena jumlah suaranya melewati ambang batas syarat pencalonan atau Presidential Threshold (PT).

"PDIP ingin merapat ke Koalisi Besar lantaran muncul narasi Prabowo-Airlangga dan PDIP tidak mau ketinggalan sebagai salah satu partai pendukung pemerintah," tambahnya. 

Menurut Arif, muncul kesadaran bagi PDIP bahwa koalisi besar ini jika nanti terbentuk akan potensial mengalahkan mereka.

"Sehingga PDIP harus mengambil langkah percaya diri sebagai tuan rumah dari koalisi," lanjutnya.

Sementara lanjut Arif, sinyal kuat yang direstui Jokowi sebagai capres adalah Prabowo Subianto. Maka bisa saja nanti wakilnya akan diputuskan Ketua Umum Golkar Airlangga Hartarto.

Dengan jalan seperti itu, menurut Arif cukup sulit bagi koalisi nantinya apabila nanti PDIP masuk. Sedangkan yang didorong adalah duet Prabowo dengan Airlangga.

"PDIP tentu akan meminta jatah capres atau cawapres, sementara koalisi besar kemungkinan akan mengusung Prabowo-Airlangga. Posisi capres akan sulit didapatkan PDIP karena sudah jatahnya Prabowo atau Airlangga untuk maju," katanya.

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya