- VIVAnews/Aries Setiawan
VIVAnews - Anggota Komisi III Bidang Hukum DPR Ruhut Sitompul menilai institusi Polri mengimbau Polri untuk menghayati pesan Presiden Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) saat acara ulang tahun Polri. Terlebih ada kasus pelemparan molotov dan penganiayaan aktivis ICW.
"Pak SBY meminta agar polisi semakin tegar mengatasi tantangan yang dihadapi. Jangan tipis kuping," kata Ruhut Sitompul dalam perbincangan kepada VIVAnews, Kamis 8 Juli 2010.
Ruhut meminta Polri untuk mengungkap dan menjelaskan kepada publik soal kasus dugaan rekening bermasalah perwiranya. Karena bagaimanapun juga, masyarakat masih membutuhkan institusi Polri.
"Kalau memang dugaan rekening itu benar atau tidak terbukti, hadapi saja. Saat ini ada kasus pelemparan molotov dan pembacokan, ini tantangan yang harus dihadapi polisi," ujar anggota DPR dari Fraksi Demokrat ini.
Kendati demikian, Ruhut menilai agar semua pihak tidak keburu menarik benang merah atas kasus penganiayaan aktivis ICW dengan pelemparan bom molotov ke kantor Majalah Tempo. "Jangan terburu menarik kesimpulan," kata dia.
Pagi tadi, aktivis ICW, Tama Satrya Langkun dianiaya empat orang tak dikenal. Bagian kepala Tama luka parah sehingga harus dilakukan 29 jahitan.
Dua hari sebelumnya, kantor Majalah Tempo dilempar bom molotov. Pekan sebelumnya, Tempo menurunkan berita utama soal dugaan rekening bermasalah milik perwira Polri.
Dalam kasus ini, Polri sudah membantah keras terlibat. Polri meminta masyarakat tidak terhasut atas kasus penganiayaan aktivis ICW yang dapat menyudutkan Polri.
"Kalau ada aparat yang tersinggung dengan kasus rekening itu, tetap ada upaya hukum," kata Kepala Bidang Penerangan Umum Markas Besar Polri, Komisaris Besar Polisi Marwoto Soeto, kepada VIVAnews, Kamis, 8 Juli 2010.