Pengamat UI: Rekam Jejak yang Terbatas Tantangan Besar bagi Gibran Jadi Cawapres
- VIVA/M Ali Wafa
Depok - Jika Gibran Rakabuming Raka kelak terpilih sebagai wakil presiden, dia akan menjadi wakil presiden termuda sepanjang sejarah Indonesia, memecahkan rekor yang dipegang oleh Muhammad Hatta, kata pengamat kebijakan publik pada Universitas Indonesia (UI) Vishnu Juwono.
Tetapi, katanya, jika dibandingkan dengan beberapa wakil presiden, misalnya Sultan Hamengkubuwono IX, BJ Habibie, dan Jusuf Kalla, rekam jejak Gibran belum setara mereka. Sebab, tokoh-tokoh itu memiliki pengalaman luas dalam kancah politik nasional, bahkan internasional.
“Rekam jejak kiprah politik nasional Gibran yang terbatas merupakan tantangan besar baginya untuk segera merumuskan dan mengartikulasikan visinya sebagai calon wakil presiden,” kata Vishnu di Depok, Jawa Barat, Senin, 23 Oktober 2023.
Prabowo Subianto dan para Ketum Partai KIM saat deklarasi Gibran jadi Cawapres.
- Instagram @zul.hasan
Meskipun perjalanan Gibran dalam arena politik nasional masih relatif baru, menurutnya, banyak pertanyaan di benak publik. Misalnya, visi seperti apa yang akan ia bawa untuk kemajuan Indonesia, terutama jika Prabowo tidak dapat menjalankan tugasnya atau pergi ke luar negeri nanti.
“Sebab bila hal tersebut terjadi, menurut konstitusi, secara otomatis Gibran menduduki jabatan presiden,” ujarnya.
Gibran sebagai Wali Kota Solo, menurut sebuah survei, sangat populer dan bahkan tingkat kepuasan masyarakat kepadanya mencapai 96 persen.
Namun, dengan pengalaman baru dua tahun sebagai wali kota, beberapa dari 17 program strategis yang dia usulkan sebagian besar masih dalam tahap pengembangan. Selain itu, skala wilayah Indonesia jauh lebih luas dan kompleks dengan 7.200 lebih kecamatan dibanding Solo yang hanya 5 kecamatan.
Ilustrasi logo parpol peserta Pemilu 2024.
- Dok. VIVA
“Oleh karena itu, sangat penting bagi Gibran untuk dengan cepat menyampaikan visi dan inisiatif program yang komprehensif yang akan dijalankannya bersama Prabowo Subianto dalam bidang seperti kesejahteraan masyarakat, hukum, keamanan dan politik, dan perekonomian,” ujarnya.
Hal ini tidak hanya akan mengatasi keterbatasan pengalamannya di panggung politik nasional, tetapi juga akan meyakinkan keraguan publik akan kepemimpinan, kompetensi, dan kesiapannya sebagai wakil presiden.
Nominasi Gibran wakil presiden, menurut Vishnu, peluang unik baginya untuk mendefinisikan identitas politiknya, yang lebih subtantif daripada sekedar mengandalkan popularitas tinggi ayahnya Presiden Joko Widodo. Publik luas tentu saja menantikan untuk mendengar visinya dan strategi apa yang akan digunakannya untuk mengatasi tantangan kompleks yang dihadapi Indonesia.
“Nominasi ini telah memicu pertanyaan dalam rangkaian Pemilu Presiden dan Wakil Presiden 2024. Sorotan tertuju pada Gibran saat ia meniti jalan menuju wakil presiden Indonesia, dapat menunjukkan keterlibatan pemuda yang lebih substantif dan berorientasi program kebijakan dalam politik Indonesia, dibanding pencitraan semata,” katanya.
