Aria Bima Sebut Ada Toxic Relationship di Lingkaran Jokowi, Begini Analisa Psikolog

Politikus PDI Perjuangan Aria Bima
Sumber :

Jakarta – Politikus PDI Perjuangan, Aria Bima menyebut Presiden Jokowi saat ini berada pada lingkaran yang membentuk budaya toxic relationship. Menurutnya ada gaya orde baru dalam lingkaran Presiden Jokowi saat ini.

Menanggapi pernyataan tersebut, Psikolog Universitas Bhayangkara, Hanna Rahmi, juga menyatakan kalau sikap Jokowi telah menggambarkan adanya toxic relationship di dalam pemerintahan. Ia menyebut bahwa toxic relationship pada dasarnya adalah kegiatan untuk saling mempengaruhi. 

Anggota Komisi VI DPR RI Aria Bima dalam kunjungan kerja di Solo, Jawa Tengah, pada Selasa, 5 Juni 2018.

Photo :
  • VIVA/Fajar Sodiq

Untuk dunia politik, sebutan toxic relationship lebih berkaitan pada proses di mana kekuasaan diambil dan digunakan dalam masyarakat. Maka dari itu, keputusan presiden untuk mendorong anaknya menjadi pemimpin Indonesia pun disebut Hanna sebagai satu tindakan yang memaksakan situasi.

“Kondisi kerja yang toksik mendorong Jokowi untuk bertanggung jawab atas keadaan tersebut,” ucap Hanna sebagaimana dikutip dari tvOnenews.com, Jumat 3 November 2023.

Hanna menganggap Jokowi telah melupakan prinsip moral dan etika politik sesungguhnya karena terlalu dalam berada dalam jebakan toxic relationship. Ia menggambarkan bagaimana tindakan melawan hal-hal yang dianggap tidak etis oleh masyarakat dari Jokowi sebagai bukti lain dari adanya paparan keburukan yang diterima presiden dari lingkungannya saat ini.

“Dalam psikologi, toksisitas di lingkungan kerja biasanya merujuk pada situasi di mana kondisi psikologis atau emosional seseorang terpengaruh secara negatif oleh faktor-faktor tertentu di lingkungan kerja,” jelas Hanna.

Presiden Jokowi resmikan groundbreaking Revitalisasi SDN 020 Sepaku di IKN

Photo :
  • Dok. Istimewa
Cerita Jokowi Bertemu Bos Apple-Microsoft: Memprihatinkan

Psikolog tersebut juga menerangkan bahwa toxic relationship dalam sebuah organisasi bisa dilihat dari bagaimana penyalahgunaan kekuasaan melalui orang-orang yang dekat dengan pemimpinnya. Dari situ dapat dilihat, siapa dan apa tujuannya untuk membuat pemimpin bisa larut dalam toxic relationship.

“Kekuasaan dapat memengaruhi cara seseorang berperilaku dan mengambil keputusan. Orang yang memiliki kekuasaan sering mengambil keputusan yang menguntungkan posisi mereka,” pungkas Hanna.

Luhut Wanti-wanti Prabowo Gak Bawa Orang Toxic, Ketum Projo: Itu Nasihat yang Bagus
Prabowo-Gibran di Penetapan Presiden-Wapres Terpilih di KPU

Alarm Bahaya kalau PDIP Takluk dan Pemerintahan Prabowo Tanpa Oposisi, Kata Pengamat

Kalau PDIP takluk, berhasil dirangkul, dapat dipastikan pemerintahan Prabowo tanpa oposisi, tentu alarm bahaya untuk demokrasi, kata pendiri Haidar Alwi Institute.

img_title
VIVA.co.id
8 Mei 2024