Di Hari Pers 2024, Jokowi Cerita Dikomplain Cucu Karena Wajahnya Digambar Jelek di Sampul Majalah

Presiden Jokowi dan Ibu Iriana Jokowi Nyoblos Pemilu 2024 di TPS 10
Sumber :
  • VIVA/M Ali Wafa

Jakarta - Presiden Joko Widodo bercerita, cucunya komplain dengan gambar wajahnya yang dinarasikan jelek oleh media massa. Namun, Presiden Jokowi tidak marah karena menghargai kebebasan pers sebagai pilar demokrasi di Indonesia.

Megawati Belum Putuskan soal Usulan Kerja Sama dengan Prabowo

Hal itu disampaikan Presiden Jokowi, saat menghadiri puncak peringatan Hari Pers Nasional atau HPN 2024, di Ancol, Jakarta Utara, pada Selasa 20 Februari 2024.

Awalnya, Kepala Negara menyampaikan terima kasih kepada insan pers yang turut mengawal pelaksanaan pemilihan umum, Pemilu 2024 pada Rabu, 14 Februari 2024. Menurut dia, insan pers setia dalam menemani masyarakat di tengah proses demokrasi.

Nasib Jokowi di PDIP, Kaesang Pangarep Tidak Ingin Ikut Campur: Itu Urusan Partai Lain

“Atas nama rakyat, atas nama pemerintah saya menyampaikan selamat Hari Pers Nasional 2024. Saya juga mengucapkan terima kasih pada seluruh insan pers yang secara konsisten menemani masyarakat dalam kehidupan berdemokrasi,” kata Jokowi.

Kemudian Jokowi curhat sering dikritik tajam selama menjabat sebagai Presiden Republik Indonesia dalam 2 periode pemerintahannya (2014-2019 dan 2019-2024). Bahkan, kata dia, kerap ada gambar wajahnya dibuat aneh dan unik-unik oleh media massa.

Mahfud MD Bicara Pentingnya Jaga Demokrasi agar Terhindar dari Kediktatoran

“Saya juga sering dikritik tajam ada gambar wajah saya yang unik-unik, yang aneh-aneh di sampul media, di sampul majalah, di media sosial. Ramai sekali aneh-aneh,” ujarnya.

Akan tetapi, Jokowi mengaku tidak mempersoalkan banyak yang membuat gambar wajahnya aneh-aneh. Sebab, kata dia, itu merupakan bagian dari kebebasan pers ditengah era demokrasi. Cuma, cucunya saja yang komplain melihat gambar wajahnya dibuat aneh-aneh.

“Tapi tidak apa-apa, tidak ada masalah buat saya. Tapi cucu saya yang komplain. ‘Mbah (kakek), wajahnya mbah kok jadi digambari jelek banget’. Ini bagian dari penghormatan saya atas kebebasan pers, kebebasan berekspresi dan kebebasan berpendapat,” jelas mantan Gubernur DKI Jakarta itu.

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya