- Demokrat.or.id
VIVAnews - Pencopotan Muhammad Nazaruddin dari Bendahara Umum Partai Demokrat menjadi bola panas di internal partai. Nazaruddin dipecat karena diduga terlibat beberapa kasus suap.
Nazaruddin sendiri mengaku kecewa dengan pencopotan dirinya. Padahal, selama ini ia mengaku telah banyak membantu Partai Demokrat.
Dalam acara di stasiun televisi swasta kemarin, Sekretaris Dewan Kehormatan, Amir Syamsuddin mengungkapkan kalau mantan bendahara partainya itu telah menyumbang Rp13 miliar dalam satu tahun. Namun, pernyataan Amir tidak sepenuhnya diiyakan oleh pengurus DPP Partai Demokrat lainnya.
Wakil Sekjen Partai Demokrat, Ramadhan Pohan misalnya, mengatakan, selama ini sistem iuran untuk partai sudah berjalan. "Untuk partai sekelas Partai Demokrat seyogyanya kaya raya. Tapi faktanya, kami ini masih menyewa kantor karena kami belum punya kantor sendiri," jelas Ramadhan kepada VIVAnews.com, Rabu, 25 Mei 2011.
Untuk berjalannya roda partai, selama ini setiap kader partai sudah diwajibkan untuk memberikan bantuan. "Setiap anggota DPR dari Demokrat saja sebesar Rp6 juta tiap bulan, coba kalikan 148 orang," kata Ramadhan. Jumlahnya sekitar Rp 888.000.000.
Menurut Ramadhan, itu baru sumbangan dari anggota DPR. "Belum menteri dari Partai Demokrat, jumlahnya agak tinggi, tapi saya tidak tahu jumlahnya berapa," terangnya.
Bukan hanya Anggota DPR dan menteri dari Demokrat yang menyumbang. Tapi, menurut Ramadhan, seluruh anggota DPRD dari demokrat juga ikut menyumbang tiap bulannya. "Sumbangan tiap anggota berbeda-beda," tegasnya. (umi)
Peserta UTBK Diimbau Waspada Penipuan Janji Kelulusan
Para peserta Ujian Tulis Berbasis Komputer (UTBK) dihimbau untuk tidak terjebak dalam bujukan untuk membeli kelulusan dengan membayar sejumlah uang.
