Jafar Hafsah

Popularitas Demokrat Anjlok Karena Nazaruddin

Jafar Hafsah (Politikus Demokrat)
Sumber :
  • Antara/ Andika Wahyu

VIVAnews - Ketua Fraksi Partai Demokrat Dewan Perwakilan Rakyat, Jafar Hafsah, mengakui popularitas partainya menurun karena kasus yang membelit Muhammad Nazaruddin, Bendahara Umum Partai Demokrat yang kemudian dipecat. Lingkaran Survei Indonesia (LSI) merilis suara Demokrat, jika Pemilu digelar awal Juni 2010 ini, melorot dari 20 persen saat Pemilu ke 15 persen.

Jafar Hafsah menegaskan bahwa kasus Nazaruddin itu memang berpengaruh pada popularitas partainya. Kini, kata Jafar, Demokrat berupaya merapikan manajemen partai agar tidak terjadi penurunan itu di 2014 nanti.

Demokrat juga akan terus berupaya memulihkan citra. "Nazar sudah tidak Bendahara Umum lagi. Itu sudah satu pilihan," katanya, Senin 13 Juni 2011.

Jafar juga membantah partainya melindungi Nazar dengan tidak mendatangkannya ke penyidik KPK. "Kami serius tapi kami tidak punya alat seperti penegak hukum. Kami tidak dijamin oleh undang-undang. Protap kami tidak begitu. Kami tidak beda seperti keluarga saja, hanya mengimbau, menyarankan," katanya.

Lalu, bagaimana Demokrat yakin Nazar sakit sementara tidak dilihatkan hasil pemeriksaan dokter? "Dia mengatakan kepada kami bahwa keterangan dokter akan menyusul dikirim," katanya.

Menuru Jafar upaya tim Demokrat untuk mendatangi Nazar di Singapura sudah bagus. "Kami tidak bisa menunggu sampai dia mengatakan di mana dokternya,  mana surat keterangan (dokter). Itu bukan tugas kami," ujarnya.

5 Orang jadi Tersangka Baru Korupsi Timah, Siapa Saja Mereka?

Mau tahu hasil survei soal suara Demokrat melorot itu? baca:

LSI: Demokrat Terancam Jadi Partai Gurem

Esports: PUBG Mobile Sukses Gelar Turnamen Komunitas hingga Influencer selama Ramadhan

LSI: Suara Demokrat Turun, Golkar Naik

Ilustrasi resesi ekonomi/ekonomi global

Ekonomi Global Diguncang Konflik Geopolitik, RI Resesi Ditegaskan Jauh dari Resesi

Kementerian Koordinator Bidang Perekonomian (Kemenko Perekonomian) menyebut, risiko RI masuk ke jurang resesi masih jauh lebih rendah dibandingkan negara-negara lain.

img_title
VIVA.co.id
27 April 2024