- VIVAnews/Anhar Rizki Affandi
VIVAnews - Senada dengan Fraksi Partai Demokrat, Fraksi Partai Persatuan Pembangunan (PPP) juga membantah bahwa Abraham Samad terpilih menjadi Ketua Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) karena 'kecelakaan' kompromi politik. PPP mengimbau semua pihak menghormati hasil kerja DPR.
"Tidak ada kecelakaan. Fraksi punya sopir masing-masing," kata Sekretaris Fraksi PPP, Arwani Thomafi di Jakarta, Senin 5 Desember 2011.
Arwani menegaskan, setiap fraksi yang turut andil dalam pemilihan Abraham Samad itu sudah sesuai jalur. Jalan yang ditempuh 'sopir' para fraksi juga tidak keluar jalur.
"Tidak ada rambu yang dilanggar," kata Arwani yang juga salah satu Ketua Dewan Pimpinan Pusat PPP ini. Arwani mengimbau semua pihak menahan diri dan tidak terus memojokkan legislatif.
"DPR tidak baik kalau terus-terus dipojokkan. Seolah-olah hanya mereka yang punya tafsir tunggal tentang kebenaran," kata Arwani. "Semua pihak harus menghargai kerja Komisi III."
Soal Abraham terpilih karena 'kecelakaan' itu awalnya disampaikan Ketua Mahkamah Konstitusi, Mahfud MD. Menurut Mahfud, Abraham Samad, bukanlah kandidat yang diperhitungkan untuk menjadi Ketua KPK.
"Saya berharap iya, dia terpilih karena kecelakaan kompromi saja. Tidak ada yang memperhitungkan dia," kata Mahfud MD saat berkunjung ke Redaksi VIVAnews.com di gedung Menara Standard Chartered, Jakarta, Senin 5 Desember 2011.
Tapi, Mahfud justru melihat justru ini sebagai nilai tambah bagi Abraham Samad. Abraham tidak memiliki ikatan apapun dengan DPR. "Saya katakan, dia (Abraham) hasil kompromi yang terjadi karena kecelakaan. Bukan kompromi yang disadari sejak awal, bahwa ini orang baik," ujar Mahfud. (ren)