Sumber :
- VIVAnews/Fajar Sodiq
VIVAnews
- Hingga Senin 17 Juni 2013, Partai Keadilan Sejahtera (PKS) tetap dalam pendiriannya untuk menolak rencana pemerintah menaikkan harga bahan bakar minyak, meskipun partai ini masuk dalam koalisi pemerintah.
Menurut Ketua Fraksi PKS Hidayat Nur Wahid, menolak kenaikan harga BBM ini merupakan keputusan yang diambil oleh Majelis Syuro, termasuk Hilmi Aminuddin dan Presiden PKS Anis Matta.
Baca Juga :
Jusuf Kalla Sentil Prabowo soal Tambah Kementerian: Itu Bukan Kabinet Kerja tapi Kabinet Politis
Baca Juga :
David Corenswet Pamer Kostum Baru Superman
"UUD tidak memberikan kewenangan partai menarik para menteri. Di undang-undang dan code of conduct (aturan Setgab) tidak punya kewenangan," kata dia.
Menurut Hidayat, partainya tetap akan menolak kenaikan harga BBM. Penolakan ini akan terus diperjuangkan dalam rapat paripurna. Caranya, dengan menyampaikan postur anggaran APBNP tandingan yang akan disampaikan dalam paripurna.
Dalam postur anggaran tandingan itu, PKS memberikan alternatif lain untuk menyelamatkan keuangan negara tanpa harus menaikkan harga BBM. Misalnya, kata dia, dengan cara memaksimalkan beragam sumber pemasukan negara yang tidak membenani rakyat.
"Kami tidak ingin kebijakan ini menyulitkan rakyat miskin. BLSM yang disantuni 15 juta warga, padahal warga miskin lebih dari 50 juta, bahwa bantuan sementara, tidak sesuai dengan prinsip negara. Bahwa seharusnya, rakyat miskin dipelihara oleh negara. Negara mestinya sepanjang waktu tidak menyengsaraka rakyat," kata dia.
Caranya, menaikkan pajak kendaraan baik motor atau mobil. "Maka BBM bisa dihemat, anggaran belanja negara juga dimaksimalkan," kata dia.(umi)
Halaman Selanjutnya
Menurut Hidayat, partainya tetap akan menolak kenaikan harga BBM. Penolakan ini akan terus diperjuangkan dalam rapat paripurna. Caranya, dengan menyampaikan postur anggaran APBNP tandingan yang akan disampaikan dalam paripurna.