Pemerintah Jokowi Diminta Tidak Praktikkan Cara Orde Baru

Tedjo Edhy Purdijatno, mantan Menteri Koordinator Politik, Hukum dan Keamanan.
Sumber :
  • ANTARA FOTO/Andika Wahyu
VIVAnews -
Wakil ketua DPRD, Fahri Hamzah, mempertanyakan sikap Menteri Koordinator Politik, Hukum, dan Keamanan, Tedjo Edhy Purdijatno, yang meminta agar pelaksanaan Munas Golkar di Bali ditunda hingga Januari 2015.


Menko Polhukam juga meminta Munas dipindahkan ke Jakarta. Pemerintah khawatir Munas Golkar ke IX justru akan mengganggu keamanan, terutama saat musim liburan di Bali. Bahkan, Menko juga meminta Polri tidak memberikan izin pelaksanaan Munas di Bali.


"Ya kalau takut
Hakim MK Puji Semangat Kuasa Hukum Caleg Perindo, Bandingkan dengan Timnas U-23 Lawan Irak
nggak
usah jadi pemerintah. Karena tugas mereka mengatur untuk tidak ada keributan," kata Fahri di gedung DPR RI, Jakarta, Rabu 26 November 2014.
PBB Sebut Rekonstruksi Pembangunan di Jalur Gaza Bisa Mencapai Rp 643 Triliun


Juara Bertahan Proliga Jakarta LavAni Ditekuk Jakarta STIN BIN, Ini Penyebabnya
Polistikus Partai Keadilan Sejahtera itu meminta semua pihak tidak memperuncing suasana. Pernyataan yang disampaikan Menteri Tedjo, kata Fahri, justru akan berdampak buruk.

"Kan Jokowi naik ekonomi
class
, bilang Indonesia aman. Kok Menko Polhukam-nya bilang
nggak
aman?" katanya.


Fahri meminta pemerintah Jokowi tidak melakukan intervensi terhadap partai politik. Menurut Fahri, intervensi pemerintah terhadap partai cukup dilakukan di era orde baru.


"Rezim itu sudah kita tinggalkan. Kami minta pemerintah untuk pelajari perundang-undangan," kata Fahri.


Ia berharap pemerintah Jokowi tidak melakukan kesalahan yang sama dengan masa lalu. "Jangan sampai independensi parpol kembali tercoreng. Saya harapkan Jokowi memiliki penasihat politik dan hukum yang canggih," kata Fahri.

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya