Presidium Penyelamat Klaim Munas Ancol Demokratis

Munas Golkar tandingan masih sepi, Sabtu (6/12)
Sumber :
  • Harry Siswoyo/VIVAnews
VIVAnews
Cegah Informasi Simpang Siur, Jemaah Haji Diimbau Tak Bagikan Kabar Tidak Benar di Media Sosial
- Anggota Presidium Penyelamat Partai Golkar, Melchias M Mekeng menjamin Musyawarah Nasional (Munas) di Ancol berlangsung demokratis dan penuh persaudaraan. Menurut dia, setiap peserta bebas menyampaikan pandangan, saran dan pendapat, termasuk mengusulkan calon ketua umum.

Usulan Kejaksaan Izinkan Lima Smelter Perusahaan Timah Tetap Beroperasi Disorot

"Setiap bakal calon juga diberi kesempatan seluas-luasnya untuk menyampaikan visi, misi, dan program yang akan dikerjakan," kata Mekeng di Hotel Mercure, Jakarta Utara, Minggu 7 Desember 2014.
Mahfud MD Blak-blakan Soal Langkah Politik Berikutnya Usai Pilpres 2024


Mekeng mengklaim, panitia tidak akan merekayasa, membuat tata tertib (tatib) berdasarkan kepentingan satu orang calon dan menghalang-halangi kader lain mencalonkan diri. [Baca: ]


"Ini Munas yang sejatinya karena tidak ada tekan-menekan, teror, intimidasi, dan pecat
-
memecat," cetusnya.


Mantan ketua Badan Anggaran itu menuturkan, tugas panitia hanyalah menggelar forum tersebut. Mereka tidak akan ikut campur dalam pemilihan ketua umum.


"Para calon ketum bebas menyampaikan visi dan misinya kepada pemegang hak suara," ujarnya.


Munas tersebut dibuka pada Sabtu malam, 6 Desember 2014. Sejauh ini, tiga nama muncul sebagai calon ketua umum yaitu Agung Laksono, Priyo Budi Santoso, dan Agus Gumiwang.


Sejumlah tokoh senior Partai Golkar turut hadir dalam pembukaan Munas tersebut. Mereka antara lain, Fahmi Idris, Siswono Yudohusodo, Andi Matalata, dan lainnya.


Namun demikian, Wakil Presiden Jusuf Kalla dan Menteri Dalam Negeri Tjahjo Kumolo yang digadang-gadang mendukung Munas ternyata ternyata batal hadir. [Baca: ]

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya