KMP: Menkumham Sedang Lakukan Begal Politik

Sumber :
  • ANTARA/Andika Wahyu

VIVA.co.id - Koalisi Merah Putih memberi peringatan keras kepada Menteri Hukum dan Hak Asasi Manusia, Yasonna H Laoly atas tindakannya yang dianggap melakukan penyalahgunaan kekuasaan atau abuse of power dalam menangani konflik partai politik.

Hal ini disampaikan perwakilan partai yang tergabung di dalam Koalisi Merah Putih di Press Room Gedung DPR RI, Senayan, 13 Maret 2015. Pernyataan bersama Fraksi KMP itu mengusung tema, "Begal Demokrasi Laoly.

Hadir dalam pernyataan bersama itu yakni, Ketua Fraksi Partai Golkar, Ade Komaruddin; Ketua Fraksi PKS, Jazuli Juwaini; Sekretaris Fraksi Gerindra, Fary Djemi Francis.

Bendahara Partai Golkar, Bambang Soesatyo, mengaku mencium aroma busuk di balik keputusan Menteri asal PDI Perjuangan itu, yang dengan begitu reaktif mengesahkan kepengurusan Golkar versi Munas Ancol atau Kubu Agung Laksono.

"Yang dikutip Menkumham itu adalah pendapat hakim Mahkamah Partai, sedangkan tidak ada kesamaan pendapat antara empat hakim Mahkamah Partai. Sehingga belum ada satu kubu pun yang diputuskan oleh Mahkamah Partai," ujar Bambang seraya menunjukkan transkrip keputusan Mahkamah Partai Golkar.

Oleh karena itu, kata Bambang, Koalisi Merah Putih, khususnya Partai Golkar menuntut Menteri Yosanna Laoly menganulir keputusan itu dan menunggu hasil dari keputusan pengadilan.

"Menkumham melakukan tindakan begal politik. Jika ini dibiarkan akan berdampak bagi partai-partai lain. Hari ini Golkar dan PPP, bisa saja berikutnya partai lain juga akan mengalami tindakan abuse of power," ujar Bambang.

Bambang mengatakan, seharusnya kebijakan pemerintah memberikan solusi, bukan malah menjadi sumber masalah.

"Jika warning kami tidak diindahkan, maka kami akan menggunakan hak konstitusi kami, yakni hak angket atau hak interpelasi. Atau bahkan hak menyatakan pendapat," kata Bambang.

Rupanya, Menkumham Yasonna tak takut ancaman anggota dewan yang akan mengajukan hak angket. Yasonna menegaskan siap menghadapinya dengan menjawab pertanyaan dari para anggota dewan.

"Kalau kurang jelas yang saya jelaskan, akan saya jelaskan sejelas-jelasnya," kata Yasonna, di Istana Negara, Jakarta, Jumat 13 Maret 2015.

Yasonna mengklaim, keputusannya memenangkan kubu Agung Laksono, bukanlah karena pertimbangan sendiri.

"Saya mengambil keputusan ini tidak sendiri. Saya ajak teman, tanya pakar, saya ajak staf ahli, saya timbang-timbang. Akhirnya saya putuskan," ujar politikus PDI Perjuangan itu.


Muhammad Iqbal/Jakarta

![vivamore="
Golkar Mulai Sosialisasi Jokowi Capres Pemilu 2019
Baca Juga
:"]
Titiek Soeharto: Jokowi Punya Pertimbangan Tunjuk Airlangga


Ketika Gerindra Tak Hadiri Rapimnas Golkar

[/vivamore]

KPK menetapkan politikus Golkar Budi Supriyanto sebagai tersangka

Politikus Budi Supriyanto Didakwa Disuap Ratusan Ribu Dolar

Suap itu disebut untuk usulan program aspirasi DPR.

img_title
VIVA.co.id
11 Agustus 2016