Sumber :
- VIVAnews/Anhar Rizki Affandi
VIVA.co.id
- Meski sejumlah elit partai berlambang banteng gemuk bermoncong putih itu telah berulang kali menegaskan bahwa Megawati Soekarnoputri yang akan kembali duduk sebagai ketua umum, isu seputar kursi ketum ini tetap seksi diperbincangkan. Lembaga survei Poltracking yang merilis survei yang melawan arus wacana tersebut.
Tak ayal, hasil survei itu mendapatkan reaksi keras dari kalangan elit PDIP. Plt Sekjen PDIP Hasto Kristiyanto menuding ada agenda de-Soekarnoisasi di balik survei itu. Tubagus Hasanuddin, anggota Fraksi PDIP di DPR, mencurigai survei itu sengaja dipesan untuk membuat keretakan di dalam tubuh PDIP. "Saya mencurigai survei ini adalah survei pesanan untuk memecah belah kader PDIP menjelang kongres bulan depan," ujar TB.
Temuan Poltracking dalamĀ survei pakar dan opinion leaders tentang figur yang paling direkomendasikan menjadi Ketum PDIP menempatkan Joko Widodo (29,35%) di urutan pertama disusul Pramono Anung (28,73%) dan Ganjar Pranowo (19,85%).
Sementara itu, Puan Maharani (25,04%), Prananda Prabowo (17,64%), dan Megawati Soekarnoputri (16,91%) adalah figur elit yang paling tidak direkomendasikan memimpin PDIP ke depan.
Analis Politik Poltracking, Agung Baskoro, menegaskan survei pakar yang mereka laksanakan sifatnya serial, setelah Golkar, kini giliran PDIP, sebagai kegiatan sumbang saran untuk membangun institusionalisasi dan demokratisasi partai.
Baca Juga :
Hasto Bantah Sering Komunikasi dengan Risma
Dari rerata aspek yang telah dielaborasi, ada empat figur yang memiliki rerata di atas skor 7.00, yaitu: Joko Widodo (7.68), Ganjar Pranowo (7.41), Pramono Anung (7.35), dan Maruarar Sirait (7.03).
Sementara lima figur lainnya di bawah 7.00, yaitu Tjahjo Kumolo (6.6), Hasto Kristiyanto (6.52), Megawati (6.44), Prananda Prabowo (5.93) dan Puan Maharani (5.74).
![vivamore="
Baca Juga
:"]
[/vivamore]
Baca Juga :
Halaman Selanjutnya
Dari rerata aspek yang telah dielaborasi, ada empat figur yang memiliki rerata di atas skor 7.00, yaitu: Joko Widodo (7.68), Ganjar Pranowo (7.41), Pramono Anung (7.35), dan Maruarar Sirait (7.03).