Budiono: Neolib Tak Cocok untuk Indonesia

VIVAnews - Calon Wakil Presiden Boediono diserang oleh lawan-lawan politiknya sebagai tokoh yang menganut paham neloliberalisme.

Diterpa tudingan bertubi-tubi, mantan Gubernur Bank Indonesia ini tetap tenang. Baginya, neolib hanya istilah saja.

"Dunia memang dibangun dengan isme-isme. Tapi bukan itu yang diperdebatkan, karena tidak ada ujungnya. Yang kita tekankan lebih ke pangan, ekonomi dan transportasi," kata Boediono kepada VIVAnews di sela acara diskusi dengan blogger di Wetiga, Jalan Langsat, Kebayoran Baru, Jakarta, Selasa 25 Mei 2009.

Dijelaskannya, neolib itu meminimkan peran pemerintah dan liberalisasi di pasar. "Ini tidak cocok di Indonesia," katanya.

Namun,  selama birokrasi di pemerintah belum baik, kenapa tak diserahkan ke pasar. Artinya harus ada keseimbangan. "Ideologi saya jelas, perekonomian yang mengedepankan kepentingan rakyat Indonesia. Artinya harus ada keseimbangan antara pemernitah dengan pasar," kata mantan Menko Perekonomian ini.

Mendagri Tegaskan Pilkada Serentak Tetap Digelar 27 November 2024
Ilustrasi foto lokasi peristiwa

Motif Arif Tega Bunuh Rini Jasad Dimasukkan Koper Terkuak, Ternyata Ekonomi

Pelaku Arif mencuri uang perusahaan yang dipegang korban. Usai membunuh, jasad Rini dimasukkan pelaku ke dalam koper.

img_title
VIVA.co.id
2 Mei 2024