Pilkada Papua Jadi Barometer Demokrasi Indonesia

Pemilih masukkan surat suara ke kotak suara di Pilkada Papua.
Sumber :
  • Antara/ Spedy Paereng
VIVA.co.id
- Amiruddin Al Rahab, Direktur Papua Resource Center menilai Pemilihan Kepala Daerah (Pilkada) 2015 di Papua bisa jadi barometer demokrasi di Indonesia. Alasannya, persoalan Papua selalu menarik menjadi masalah nasional termasuk soal Pilkada.

Untuk itu dia berharap Pilkada Papua bisa berjalan baik, meski faktanya saat ini terjadi ketegangan luar biasa di Bumi Cendrawasih tersebut.

"Soal Pilkada juga begitu. Nanti akan jadi soal, jadi pembicaraan di forum internasional. Hak si pemilih dan memilih tak beres diurusi oleh instansi yang ada di Jakarta," Amiruddin di Media Center Komisi Pemilihan Umum (KPU), Jalan Imam Bonjol 29, Jakarta Pusat, Kamis 19 November 2015.

Amiruddin menerangkan, demokrasi di Papua selama ini tak dijalankan dengan baik. Dia menilai ada ketidakseriusan penyelenggara Pemilu yang dibuktikan dengan tetap menerapkan sistem Noken.

Padahal kata dia banyak masyarakat Papua yang menolak sistem Noken. Akan tetapi karena penyelenggara dinilai tak serius mempersiapkan ajang pesta demokrasi, maka terpaksa masyarakat menerima.

"Seharusnya institusi punya standar yang sama menjalankan proses demokrasi yang sama. Kan Papua ini sama-sama bagian dari NKRI," kata dia.

Parahnya, kata Amiruddin, Penyelenggara Pemilu seakan tak mengambil sikap apa pun atas masalah yang sudah tahunan terjadi. Menurut dia berbagai masalah Pemilu di Papua dianggap sebagai masalah biasa.

Risma Maju, Persaingan Pilkada DKI Bakal Makin Seru

"Ini jadi masalah masyarakat Papua, tak ada yang bisa dilakukan," ujar Amiruddin.

Sistem noken adalah sistem khusus yang digunakan oleh KPU untuk masyarakat di Provinsi Papua. Noken atau tas kantong yang terbuat dari serat kulit kayu atau pintalan benang, menjadi pengganti kotak suara saat pemilihan suara.

Habiburokhman Ragukan Kondisi Kejiwaan Ahok untuk Jadi Cagub

Dalam praktiknya, setiap pemilih yang memiliki kartu pemilih, dipersilakan menyatakan pilihannya dengan berdiri di depan noken yang telah disiapkan di Tempat Pemungutan Suara (TPS). Jumlah noken yang disediakan sesuai dengan jumlah kandidat yang mencalon.

Teknis pemungutan suara dengan noken terdapat dua cara. Yakni, dengan menyerahkan langsung suara atau dengan mewakilkan suara mereka dengan ketua adat.

PDIP Masih Amati Dinamika Politik Jakarta

Sistem noken merupakan bagian dari kearifan lokal masyarakat dalam berdemokrasi. Mahkamah Konstitusi telah mengakui pola ini lewat putusan MK Nomor 47-48/PHPU A-VI/2009. MK menilai sistem noken tetap menganut sistem pemilihan umum langsung, umum, bebas, dan terbuka.

Hasto Datangi KPK

PDIP Masih Cari Momentum Baik untuk Umumkan Cagub DKI

Alasannya, saat ini masih sibuk bicarakan cagub daerah lain.

img_title
VIVA.co.id
10 Agustus 2016