Sumber :
- VIVA.co.id / Renne Kawilarang
VIVA.co.id
- Direktur Eksekutif Global Future Institute, Hendrajit, mengatakan kisruh pencatutan nama Presiden terkait perpanjangan Freeport hanya persoalan di hilir dan tidak masuk ke persoalan hulu antara Indonesia dengan Freeport.
"Freeport sukses membelah konstelasi Indonesia khususnya di lingkar kekuasaan Presiden Jokowi," ujar Hendrajit dalam diskusi "Menggali Freeport di Antara Kepentingan Asing dan Kedaulatan Indonesia" di Warung Komando, Jakarta, Minggu 22 November 2015.
Baca Juga :
Persipura Jayapura Dibubarkan
Baca Juga :
Setya Novanto Kembali Diperiksa Hari Ini
Baca Juga :
Diperiksa Jampidsus, Ini Komentar Setya Novanto
Ia menilai persoalan pencatutan nama bisa jadi bukan untuk tujuan perpanjangan kontrak Freeport. Tapi mereka hanya ingin melakukan pemetaan atau pun pengintaian tersamar.
Hasilnya bisa terlihat dari pernyataan Wakil Presiden Jusuf Kalla yang mengatakan sudah ada isyarat dari presiden pada Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Sudirman Said untuk melaporkan Setya Novanto ke Mahkamah Kehormatan Dewan. Namun, Menteri Koordinator Politik, Hukum, dan Keamanan Luhut Panjaitan mengatakan restu tersebut belum ada.
"Jadi Freeport bermain. Ada dua komprador sedang berperang, Freeport melihat dia lebih nyaman yang mana. Jadi persoalan ini malah diarahkan ke hilir bukan hulu. Dia sedang berkiprah dalam penjajahan model baru," ujar Hendrajit.
Baca Juga :
Halaman Selanjutnya
Hasilnya bisa terlihat dari pernyataan Wakil Presiden Jusuf Kalla yang mengatakan sudah ada isyarat dari presiden pada Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Sudirman Said untuk melaporkan Setya Novanto ke Mahkamah Kehormatan Dewan. Namun, Menteri Koordinator Politik, Hukum, dan Keamanan Luhut Panjaitan mengatakan restu tersebut belum ada.