Sumber :
- VIVA.co.id/Ikhwan Yanuar
VIVA.co.id
- Pengamat Politik dari Forum Masyarakat Pemantau Parlemen Indonesia Lucius Karus, menilai perombakan anggota Mahkamah Kehormatan Dewan sebagai upaya mencegah kemungkinan pembentukan panel MKD. Sebab, kalau panel MKD dibentuk, akan lebih sulit lagi dikontrol.
"Karena kalau panel MKD dibentuk, akan lebih sulit lagi dikontrol Novanto. Sebab akan ada kehadiran tokoh-tokoh dari luar," kata Lucius Karus, Sabtu 28 November 2015.
Baca Juga :
MKD: Kasus Ivan Haz Masuk Pelanggaran Berat
Baca Juga :
MKD DPR Minta Ruang Baru yang Lebih Layak
Susunan Tim Panel adhoc terdiri dari tiga orang dari unsur MKD dan empat orang dari unsur masyarakat. Lucius mengingatkan semua pihak sebaiknya berkonsentrasi memastikan MKD membentuk panel ad hoc tersebut.
"Karena keterlibatan orang luar DPR akan membuat penilaian objektif. Ketimbang membiarkan anggota DPR jadi juru adilnya, akan sangat politis dan tak objektif. Mereka akan bisa sangat kompromis pada satu titik," ujar Lucius.
Bila berhasil dibentuk, Lucius berharap, Panel itu diisi tokoh-tokoh yang kelihatan integritasnya, tak termakan kepentingan politik parpol tertentu, masuk ke Panel MKD.
"Jadi hanya pembentukan panel yang bisa diharapkan jadi jalan keluar untuk menghentikan tingkat pelanggaran etik yang dilakukan Setya Novanto. Jangan biarkan. diselesaikan orang DPR, akan sangat politis dan rentan kompromi," ujar dia.
Lucius berharap, ketiga orang personil baru Golkar di MKD benar-benar tak rangkap jabatan di alat kelengkapan dewan sehingga melanggar aturan di DPR RI.
Sebelumnya, Ketua Fraksi Partai Golkar, Ade Komaruddin, menandatangani surat penggantian keanggotaan MKD bernomor SJ.00643/FPG/DPRRI/XI/2015. Isinya, Wakil Ketua MKD Hardisusilo digantikan oleh Kahar Muzakir. Lalu Anggota Budi Supriyanto digantikan Adies Kadir. Terakhir, Dadang S.Muchtar digantikan oleh Ridwan Bae. [Baca: ]
Baca Juga :
Halaman Selanjutnya
"Karena keterlibatan orang luar DPR akan membuat penilaian objektif. Ketimbang membiarkan anggota DPR jadi juru adilnya, akan sangat politis dan tak objektif. Mereka akan bisa sangat kompromis pada satu titik," ujar Lucius.