- Fajar GM - VIVA.co.id
VIVA.co.id – Gubernur DKI Jakarta, Basuki Tjahaja Purnama, sempat menjadi sumber pertengkaran antara Ketua Umum PDI Perjuangan, Megawati Soekarnoputri, dan mendiang suaminya, Taufik Kiemas.
Ahok, sapaan akrab Basuki, bercerita kilas balik saat menjelang Pilkada DKI Jakarta tahun 2012. Megawati bersikeras agar PDI Perjuangan mengusung pasangan calon Joko Widodo dan Ahok. Sementara Taufik lebih memilih agar Partai Moncong Putih itu mendukung pasangan Fauzi Bowo (Foke) dan Nachrowi Ramli (Nara) untuk periode gubernur dan wakil gubernur 2012-2017.
"Pak Taufik berpikir, ngaco nih Bu Mega, masa nyalonin Jokowi sama Ahok yang sama-sama enggak laku," kata Ahok di Ruang Publik Terpadu Ramah Anak (RPTRA), Tanah Abang 3, Jakarta Pusat, Kamis, 24 Maret 2016.
Berbagai survei saat itu menunjukkan elektabilitas pasangan calon Foke-Nara unggul. Hal itu yang membuat Taufik Kiemas menginginkan agar PDI Perjuangan mendukung Foke yang memang merupakan petahana. Sementara Mega, menurut Ahok, mempertimbangkan rekam jejak Jokowi dan Ahok selama mereka berkarier.
"Pak Taufik enggak terima. Orang partai juga enggak terima tapi Bu Mega ngotot," katanya.
Ahok bahkan mengatakan perseteruan itu sempat membuat Taufik dirawat di rumah sakit di masa sebelum kampanye Pilkada DKI Jakarta tahun 2012 dimulai.
Meski demikian, atas perintah Mega, PDI Perjuangan tetap memutuskan sikap mengusung pasangan Jokowi-Ahok. Mega pada waktu itu juga memerintahkan seluruh kader DPD PDI Perjuangan DKI mengerahkan seluruh kekuatan untuk berkampanye. Dalam beberapa kesempatan, Megawati bahkan turun sendiri memimpin kampanye untuk pasangan mantan Bupati Belitung Timur dan Wali Kota Solo itu.
"Tapi begitu menang, saya juga bilang ke Pak Taufik, ‘ini atas jasa abang juga’. Teman saya, yang dekat juga dengan Pak Taufik, sampai bilang kalau saya berdosa, udah bikin pasangan suami istri berantem," kata Ahok lagi.
