Penunjukan Tito Karnavian Cerminkan Maksud 'Potong' Generasi

Politikus Partai Keadilan Sejahtera, Nasir Djamil
Sumber :
  • VIVA.co.id/ Eka Permadi

VIVA.co.id – Presiden Joko Widodo (Jokowi) telah menunjuk Komisaris Jenderal Polisi Tito Karnavian sebagai calon tunggal Kepala Kepolisian Republik Indonesia (Kapolri) untuk menggantikan Jenderal Polisi Badrodin Haiti yang akan segera pensiun.

Tito Karnavian Dilantik Jadi Kapolri Tanggal 12 Juli

Anggota Komisi III Dewan Perwakilan Rakyat (DPR), Nasir Djamil menilai bahwa penunjukan Tito sendiri sudah merupakan wujud keinginan percepatan reformasi di Polri.

"Kalau judul lagu band Scorpion itu Soldier of Fortune. Kalau ini, Tito of Fortune. Polisi yang beruntung," kata Nasir dalam diskusi dengan tema ‘Kapolri Pilihan Jokowi’ di Kawasan Menteng, Jakarta, Jumat 17 Juni 2016.

Tito Karnavian Minta Anak Buah Lapor Harta ke KPK

Nasir menjelaskan, Tito patut dianggap beruntung, karena akan menjabat sebagai orang nomor satu, meskipun angkatannya sebagai taruna Kepolisian masih di bawah para calon Kapolri lainnya yang sempat diajukan kepada Presiden.

"Yang seangkatannya masih bintang dua Kakorlantas, belum ada yang jabat Kapolda tipe A," kata Politikus Partai Keadilan Sejahtera (PKS) ini.

Badrodin Akui Polri Tak Solid saat Awal Kepemimpinannya

Dia melanjutkan, penunjukan Tito Karnavian tak lain, karena Jokowi memang ingin “memotong” generasi dalam kepemimpinan Polri. Dengan cara itu, Presiden ingin agar reformasi di internal korps tersebut bisa berjalan dengan lebih cepat.

Komisi III saat ini sedang mempersiapkan uji kepatutan dan kelayakan terhadap Tito. Kepala Badan Nasional Penanggulangan Terorisme (BNPT) itu direncanakan akan mengikuti uji kepatutan pada pekan depan.

"Pasti, sudah ada pembicaraan internal Presiden potong generasi dengan macam-macam alasan. Benang merahnya Presiden percepat reformasi Polri dan memperbaiki performa Polri," kata Nasir.

Padahal, Nasir sebelumnya sempat memperkirakan bahwa Presiden akan memilih Kepala Badan Narkotika Nasional (BNN) Budi Waseso untuk menggantikan Badrodin. Dia menilai, Budi Waseso berpeluang besar karena memiliki performa yang sangat baik.

"Bisa saja dia (Budi Waseso), bintang tiga, semua sudah cukup syaratnya," kata Nasir pada Mei 2016 lalu. (asp)

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya