DPR Akan Kejar Pemerintah Soal 'Horor Brexit'
VIVA.co.id – Ketua Komisi V DPR RI Fary Djemy Francis mengatakan kasus meninggalnya 17 pemudik yang dikaitkan dengan kemacetan jalur mudik sebagai kasus yang memprihatinkan di bidang transportasi Indonesia.
"Ini enggak bisa bergerak. Tidak ada ruang alternatif. Ini sesuatu yang baru terjadi," kata Fary saat dihubungi, Senin 11 Juli 2016.
Ia prihatin dan menyayangkan adanya kemacetan yang disebut 'horor' tersebut bisa sampai memakai korban jiwa 17 orang meninggal. Pasalnya mereka meninggal bukan karena kecelakaan tapi macet.
"Mestinya hal seperti ini dapat diantisipasi. Kami juga datang mengunjungi beberapa Tol yang akan dibuka dan sudah memberikan catatan-catatan. Tapi faktanya yang kita sesalkan adalah meninggal karena persoalan standar pelayanan minimum itu tidak dapat dipenuhi," kata Fary.
Ia mencontohkan seharusnya dalam tol ada jalur alternatif sehingga ketika ada keadaan emergency seperti orang meninggal tak harus terjebak 3 hingga 4 jam di tol.
"Yang pertama tentu menteri perhubungan, menteri Pekerjaan Umum, Kakorlantas. Tiga kementerian ini mitra kerja kita, kita minta untuk dapat menjelaskan. Karena ini dikatakan korban meninggal bukan karena kecelakaan," kata Fary.
Komisi V akan mengadakan rapat evaluasi secepatnya untuk meminta pertanggungjawaban terhadap langkah-langkah dan catatan-catatan yang sudah ia berikan.
"Secepatnya, setelah kita masuk. Tentu pasti setelah dua minggu setelah hari Lebaran. Kalau dirasa Panja dibutuhkan, ya tidak menutup kemungkinan. Karena ini kan persoalan serius. Kita sudah berupaya meminimalkan korban, khususnya kecelakaan," kata Fary.