- VIVA.co.id/M Ali Wafa
VIVA.co.id – Ini adalah tahun perdana bagi Ketua Dewan Perwakilan Rakyat (DPR), Ade Komarudin, dalam memimpin Sidang Tahunan Bersama Dewan Perwakilan Rakyat (DPR) dan Dewan Perwakilan Daerah (DPD) 2016 setelah menggantikan Setya Novanto. Namun, ternyata ada saja hal kecil yang membuat alur arahannya dalam seremoni tidak mulus di kesempatan pertama. Akhirnya sempat menimbulkan kecanggungan.
Misalnya di awal acara, setelah membuka sidang tersebut, Ade sempat menyapa para pemimpin negara Indonesia, mantan presiden dan wakil presiden yang pernah memerintah. Namun, dia sempat menyebutkan nama Presiden ke-5 Megawati Soekarnoputri terlebih dahulu sebelum menyebut Presiden ke-3 BJ Habibie. Memang penyampaian salam di acara resmi biasanya dilakukan secara berurutan. Alhasil Ade dengan tenang memohon maaf.
Setelah mengulang kembali dan mengurutkan dengan benar, Politikus Golkar itu kembali meminta maaf yang lalu direspons cukup positif oleh para hadirin di sidang yang berlangsung di Gedung DPR, Selasa 16 Agustus 2016 tersebut.
Hal lainnya adalah setelah Presiden Joko Widodo (Jokowi) menyampaikan pidato kenegaraan. Belum selesai Ade menyampaikan kalimat soal apresiasi terhadap pidato Presiden, protokoler tiba-tiba mulai menyebutkan acara selanjutnya.
"Persembahan lagu Satu Nusa Satu Bangsa," terdengar dari pengeras suara.
Ade lalu tampak heran dan segera melirik ke arah protokoler karena dia belum rampung menyebutkan kalimatnya yang dipotong tersebut.
"Sidang, sidang..." kata Ade lalu sempat terhenti sebelum akhirnya melirik ke arah suara pembawa acara.
Namun setelah protokoler tidak melanjutkan pembacaan agenda, Ketua DPR itu akhirnya bisa menuntaskan kalimatnya menuju ke acara lanjutan.
(ren)
Puan Maharani: Kasus Jiwasraya Tak Perlu Pansus
DPR saat ini sudah membentuk Panja Jiwasraya.
