Desmond Nilai Ancaman ISIS Seperti Hantu

Ketua Panitia Kerja Penegakan Hukum Komisi III DPR, Desmond J Mahesa, di Surabaya, Jawa Timur, pada Jumat, 7 Oktober 2016.
Sumber :
  • VIVA.co.id/Nur Faishal

VIVA.co.id – Organisasi teroris ISIS disebut-sebut tengah membangun markas barunya untuk kawasan Asia Tenggara di Filipina Selatan. Menanggapi hal ini, Wakil Ketua Komisi III Desmond Mahesa mengingatkan, pemerintah yang seharusnya lebih waspada.

Polisi Malaysia Bekuk 3 WNI Diduga Terlibat ISIS

"Sebagai warga bangsa kita harus waspada. Tapi yang harus waspada hari ini adalah pemerintah. Karena memang tugas pemerintah melindungi rakyatnya," kata Desmond di Gedung DPR, Senayan, Jakarta, Rabu 7 Desember 2016.

Politikus Partai Gerindra ini menilai, ancaman ISIS di Indonesia seperti hantu, atau terkesan seperti ada atau tiada. Hal itu karena aparat disebut sering tidak terbuka. "Karena yang selalu bilang adalah pihak aparat. Kita sendiri kadang-kadang kayak hantu juga. Ada enggak sih? Ada enggak? Kenapa? Karena tidak pernah terbuka, ISIS itu gimana," ujar Desmond.

Waspadai 500 WNI yang Baru Pulang dari Suriah

Selain itu terduga teroris yang lain juga disebut seperti hantu. Hal itu kata Desmond, terlihat dari sering ditembak matinya para terduga teroris sebelum peradilan, sehingga menimbulkan ketidakjelasan informasi. "Orang dituduh teroris, mati. Gitu lho. Nggak ada peradilan yang biasa. Ke depan, harusnya kalau ini memang ancaman besar, ya dibuktikan agar masyarakat yakin bahwa teroris ada.”

Sebelumnya, Panglima TNI Jenderal Gatot Nurmantyo mengatakan, bahwa ISIS tengah membangun markas barunya untuk kawasan Asia Tenggara di Filipina Selatan. 

Pemasang Bendera ISIS di Polsek Kebayoran Divonis 3,5 Tahun

Gatot menyampaikan itu saat memberikan sambutan dalam Seminar 'Preventive Justice dalam Antisipasi Perkembangan Ancaman Terorisme' yang diadakan oleh Badan Nasional Penanggulangan Terorisme (BNPT) di Hotel Borobudur, Jakarta Pusat, Selasa, 6 Desember 2016. "Filipina Selatan tengah disiapkan oleh ISIS untuk membuat markas kawasan Asia Tenggara," ujar Gatot.

Melihat hal tersebut, Gatot mengatakan, ancaman terorisme kepada Indonesia akan semakin dekat, mengingat kawasan Filipina Selatan itu dekat dengan Indonesia. "Tempat mereka (Filipina selatan) itu dekat dengan Poso dan Tarakan, sehingga bisa menjadi ancaman Indonesia," ujarnya menambahkan.

(mus)

Nurshardrina Khairadhania, gadis asal Indonesia yang kini melarikan diri dari wilayah ISIS bersama keluarganya.

WNI Eks ISIS Terdata 1.267 Orang, Cuma 297 yang Punya Paspor RI

Pemerintah masih melakukan assesment terhadap mereka

img_title
VIVA.co.id
25 Februari 2020