Sri Mulyani Klaim Pelaku Pasar Optimis Kinerja Ekonomi RI

Gubernur Bank Indonesia, Agus Martowardojo (kanan)
Sumber :
  • REUTERS/Willy Kurniawan

VIVA – Menteri Keuangan Sri Mulyani mengatakan, pelaku pasar saat ini memandang perekonomian Indonesia masih bagus, terutama didukung oleh optimisme mereka terhadap kebijakan atau policy pemerintah maupun kinerja ekonomi Indonesia.

Dolar AS Sempat Tembus Rp16.200, Jokowi: Kita Ketar-ketir, Agak Ngeri Juga

Hal itu ia sampaikan usai melakukan pertemuan dengan 40 dealer atau broker Surat Utang Negara di Gedung Direktorat Jendral Pajak, Jumat 11 Mei 2018. Pada kesempatan itu juga Menteri Keuangan ditemani oleh Gubernur Bank Indonesia Agus Martowardojo, Ketua Dewan Komisioner OJK Wimboh Santoso, serta Anggota Dewan Komisioner LPS Fauzi Ichsan.

"Sebetulnya feed back sangat bagus. Mereka menyampaikan gejolak yang terjadi ini purely berasal dari luar Indonesia. Policy dan kondisi di Indonesia sendiri tidak ada yang dijadikan sebagai pemicu, dan mereka masih optimis terhadap policy dan kinerja ekonomi," ujar Sri Mulyani di lokasi.

Rupiah Loyo Lawan Dolar AS Dipicu Terbukanya Opsi Kenaikan Suku Bunga The Fed

Sri Mulyani juga mengatakan, pada kesempatan itu, pelaku pasar juga mempertanyakan mengenai outlook harga minyak maupun dari sisi kebijakan subsidi. Di mana, lanjut dia, untuk outlook APBN sampai akhir tahun defisit 2,14 persen, atau bahkan lebih rendah dari 2,19 pada outlook sebelumnya.

"Tapi kita tetap melakukan kajian mengenai harga minyak, terutama subsidi yang berhubungan dengan neraca Pertamina dan PLN bersama Kementerian BUMN maupun ESDM," ungkapnya.

Rupiah Mulai Sentuh Rp 15.900-an per Dolar AS, Gubernur BI: Enggak Usah Kaget

Gubernur Bank Indonesia, Agus Martowardojo

Pada kesempatan yang sama, Gubernur BI Agus Martowardojo juga mengatakan, dalam pertemuan tersebut pelaku pasar memang memiliki kesamaan persepsi dengan pemerintah bahwa perkembangan ekonomi Indonesia yang terjadi saat ini utamanya dipicu oleh gejolak eksternal, sebab fundamental ekonomi Indonesia terbukti baik.

"Kelihatannya, di dalam itu sependapat bahwa fundamental ekonomi Indonesia dalam keadaan baik. Dan itu juga terlihat dari pertumbuhan ekonomi Indonesia di kuartal I 2018 sebesar 5,06 persen  itu memang tertinggi di pola musiman di kuartal I sejak 2015," ujarnya menambahkan.

Selain itu dia juga mengatakan, pelaku pasar juga sempat mempertanyakan apakah BI akan melakukan penyesuaian policy rate dalam waktu dekat terhadap gejolak eksternal yang terus memengaruhi kinerja domestik. 

Agus mengungkapkan, bahwa kebijakan penyesuaian suku bunga memang memiliki ruang cukup besar untuk dilakukan penyesuaian, namun penyampaiannya akan dilakukan usai Rapat Dewan Gubernur (RDG) yang jadwal atau agendanya telah ditentukan.

"Kalau BI tetapkan suku bunga, itu pasti dalam RDG bulanan yang agendanya sudah diberitahu 12 bulan sebelumnya." (mus) 

Petugas menghitung mata uang rupiah dan dolar AS di salah satu tempat penukaran uang di Jakarta

Rupiah Loyo ke Level Rp 16.038 per Dolar AS

Nilai tukar rupiah terhadap dolar AS di pasar spot loyo pada perdagangan Selasa, 28 Mei 2024. Rupiah melemah sebesar 18 poin, atau 0,11 persen ke Rp 16.038 per dolar AS.

img_title
VIVA.co.id
28 Mei 2024