Defisit Transaksi Berjalan RI US$25 Miliar, BI: Masih Aman

Ilustrasi dolar Amerika Serikat
Sumber :
  • Shutterstock

VIVA – Gubernur Bank Indonesia Perry Warjiyo menegaskan defisit transaksi berjalan atau Current Account Defisit (CAD) Indonesia pada tahun ini yang diperkirakan naik menjadi US$25 miliar masih dalam batas aman.

Meskipun, angka ini meningkat cukup drastis dibanding tahun sebelumnya yang sebesar US$17,5 miliar.

"Dengan US$25 miliar ini, CAD kita sebetulnya masih dalam batas yang aman," kata Perry di Jakarta, Kamis 26 Juli 2018.

Ia melanjutkan, defisit transaksi berjalan itu masih di bawah tiga persen dari Produk Domestik Bruto Indonesia. Hal ini ditegaskannya masih dalam batas aman.

"Kenapa defisit naik, karena impor-impor yang produktif. Impor untuk bahan baku, produksi meningkat, geliat ekonomi sebetulnya meningkat," katanya.

Menurutnya, impor barang modal itu lantaran Indonesia sedang melakukan akselerasi infrastruktur. Karena memang diakuinya bahan baku tidak semua bisa dihasilkan dalam negeri seperti pelat baja dan bahan baku lainnya.

"Ini adalah impor barang modal yang produktif. Seperti mesin dan perlengkapan, karena investasi kita itu meningkat bukan hanya di infrastruktur, tapi juga swasta. Impornya yang sehat," katanya.

Ia pun menekankan Pemerintah di bawah pimpinan Presiden Joko Widodo terus berkomitmen secara kuat mengendalikan transaksi berjalan ini. Tujuannya agar kedepannya bisa meningkatkan pertumbuhan ekonomi dan menciptakan lapangan kerja.

BI: Obligasi Hijau Catatkan Penerbitan Tertinggi pada 2021

"Hal yang dilakukan dengan genjot pariwisata, investasi orientasi ekspor dan rapat koordinasi pusat dan daerah terus dilakukan," tuturnya.

Ekspor-Impor

BPS Ungkap Dampak Perang Rusia-Ukraina bagi Neraca Perdagangan RI

Secara keseluruhan, share ekspor maupun impor antara Indonesia dengan Rusia-Ukraina sebenarnya memang tidak terlalu besar.

img_title
VIVA.co.id
15 Maret 2022