Alasan Ini Diakui Menkeu Buat Devisa Ekspor Sulit Pulang ke RI

Menteri Keuangan, Sri Mulyani Indrawati
Sumber :
  • ANTARA FOTO/Nyoman Budhiana

VIVA – Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati menyatakan, pemerintah mendorong agar pengusaha yang memiliki devisa hasil ekspor di luar negeri untuk membawanya kembali ke Indonesia.

Neraca Perdagangan Januari Surplus, BI: Positif Topang Ketahanan Eksternal Ekonomi RI

Bahkan, diharapkan valuta asing itu bisa ditukarkan ke rupiah, agar likuiditas uang asing semakin banyak di pasar.

Hal ini, lanjut Sri, menjadi salah satu yang disampaikan Presiden Joko Widodo saat bertemu dengan para pengusaha Kadin dan Apindo, khususnya untuk pengusaha yang berorientasi ekspor. Ia mengatakan, pemerintah terus menyikapi dan memahami, serta mengantisipasi dinamika global.

Neraca Perdagangan RI Surplus, BI: Topang Ketahanan Eksternal Ekonomi Indonesia

"Dari sisi policy itu selalu berhubungan dengan bagaimana kita meningkatkan kegiatan yang bisa menghasilkan devisa," kata Sri di kantornya, Jumat 27 Juli 2018.

Ia melanjutkan, sebetulnya dorongan pemerintah ke pengusaha untuk membawa kembali hasil devisa ekspor ke dalam negeri sudah terus dilakukan. Namun, memang masih ada beberapa pengusaha yang menyimpan devisa di luar negeri.

Neraca Perdagangan Oktober Surplus, BI: Topang Ketahanan Eksternal Ekonomi

"Dari dulu kita selalu mengharapkan bahwa seluruh devisa ekspor (dibawa) ke Indonesia dan itu sudah dilakukan," katanya.

Sri mengaku juga memahami eksportir Indonesia masih memiliki kebutuhan untuk membeli bahan baku, dan membayar utang luar negeri yang menggunakan valuta asing. Namun, menurutnya lebih baik itu disimpan di dalam negeri.

"Kebutuhan mereka harus impor, kemudian devisanya akan dipakai lagi untuk kewajiban dalam bentuk mata uang asing. Sedangkan kewajibannya dalam rupiah untuk membayar gaji dan seluruh kebutuhan produksinya," katanya.

Ia melanjutkan, dengan pengusaha menukarkan dolar ke rupiah, maka tentunya akan lebih baik dibandingkan disimpan di luar negeri.

"Sisanya (selain kebutuhan luar negeri) kita berharap, juga tetap berada di Indonesia dan bahkan dalam hal ini bisa dikonversi ke rupiah dengan suatu kepastian bahwa mereka akan membutuhkan juga, tetapi kita bawa republik ini agar masih memiliki devisa," katanya.

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya