Impor Terus Naik, Neraca Perdagangan Juli Defisit US$2,03 Miliar

Aktivitas bongkar muat peti kemas di Pelabuhan Tanjung Priok, Jakarta
Sumber :
  • ANTARA FOTO/Sigid Kurniawan

VIVA – Badan Pusat Statistik melaporkan neraca perdagangan Indonesia pada Juli 2018 kembali mengalami defisit sebesar US$2,03 miliar. Setelah bulan sebelumnya mengalami surplus sebesar US$1,74 miliar.

Neraca Perdagangan RI Surplus 47 Bulan Berturut-turut, Mendag: Bagian dari Keberhasilan Kemendag

Kepada BPS Suhariyanto menjelaskan, defisit tersebut diakibatkan oleh pertumbuhan ekspor yang masih lebih lambat dibandingkan impor yang masih tumbuh pesat.

Untuk nilai ekspor, dikatakannya, meningkat sebesar 25,19 persen dibanding Juni 2018 dengan nilai mencapai US$16,24 miliar. Sementara itu, untuk impor naik 62,17 persen dari bulan sebelumnya atau senilai US$18,27 milliar.

Soal Utang Rafaksi Minyak Goreng ke Pengusaha, Kemendag: Mudah-mudahan Mei Selesai

"Dengan demikian neraca perdagangan kita mengalami defisit US$2,03 miliar,"ujar dia di Gedung BPS, Jakarta, Rabu 15 Agustus 2018.

Adapun untuk nilai ekspor tersebut, dikatakannya, berasal dari produk nonmigas yang meningkat 32,18 persen atau sebesar US$14,81 miliar dan ekspor migas yang turun 15,06 persen atau sebesar US$1,43 miliar.

PB KAMI Laporkan Dugaan Oknum Pejabat yang Terima Suap Pengusaha Oli dan Sparepart Palsu

Sementara itu, untuk nilai impor yang meningkat pesat berasal dari produk nonmigas yang naik 71,54 persen atau US$15,65 miliar, serta produk migas 22,20 persen atau US$2,61 miliar.

"Penyebabnya agak tidak biasa bahwa defisit US$2,03 miliar itu berasal dari migas maupun nonmigas. Migas defisit US$1,18 miliar, sementara nonmigas defisit US$842 juta. Mari kita berdoa ke depan agar bisa lebih bagus," tuturnya.

Dengan demikian, dia menambahkan, secara kumulatif, neraca perdagangan selama Januari-Juli 2018 mengalami defisit US$3,09 miliar. Total ekspor tercatat sebesar US$104,23 miliar dan impor US$107,32 miliar.

"Januari-Juli defisit kita lebih lebar. Defisit US$3,09 miliar. Kenaikan harga migas sebabkan migas kita defisit US$6,65 miliar. Jadi defisit itu di migas dan nonmigas," tutur dia.

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya