Komite Ekonomi Nasional Anggap Ekonomi Indonesia Belum Krisis

Arief Budimanta.
Sumber :
  • Antara/ Ujang Zaelani

VIVA – Wakil Ketua Komite Ekonomi Nasional Arief Budimanta menilai pergerakan nilai tukar rupiah seperti sekarang bukan sesuatu yang baru. Pergerakan itu terus terjadi sejak krisis ekonomi tahun 1998 hingga era pemerintahan Presiden Joko Widodo.

Rupiah Perkasa ke Rp 16.088 per Dolar AS Usai Rilis Data Inflasi RI

"Kalau kita lihat dalam seluruh pergerakan, kalau kita buat grafik, ya, ini adalah sebuah situasi yang berjalan secara terus-menerus di Indonesia. Jadi bukan hanya terjadi saat ini," kata Arief di Jakarta pada Sabtu 8 September 2018.

Perekonomian di Indonesia kini, katanya, digerakkan oleh dana-dana jangka pendek atau yang diistilahkannya hot money. Persoalan yang terjadi sekarang adalah terkait devisa.

Rupiah Mulai Perkasa ke Rp 16.205 per Dolar AS, Ini Pendorongnya

"Persoalan kita saat ini itu persoalan likuiditas, bagaimana kemudian memperbanyak devisa, itu yang paling utama. Persoalan kita persoalan devisa, kita kekurangan likuiditas, karena itu neraca transaksi berjalan kita negatif," ujar Arief.

Namun, dia menilai Indonesia masih jauh dari krisis ekonomi. Dia mengaku percaya bank sentral dan pemerintah masih bisa menangani masalah ini secara serius.

Rupiah Terpuruk ke Rp 16.265 per Dolar AS

"Kita ekonominya masih tumbuh, inflasinya terkendali, depresiasi masih kurang. (krisis) Masih jauh sekali, ya, mudah-mudahan krisis itu tidak terjadi," ujarnya.

Ajang Clan of Classy Yamaha di Yogyakarta

Nilai Tukar Rupiah Melemah Bikin Harga Motor Yamaha Ikut Naik?

Rupiah tercatat melemah sebesar 49 poin atau 0,31 persen ke posisi Rp 16.095 per dolar AS, kemarin Rabu 8 Mei 2024. Apakah kondisi itu mempengaruhi harga motor Yamaha? .

img_title
VIVA.co.id
9 Mei 2024