Perbankan Terus Genjot Layanan Digital, Ekspansi Bisnis Pun Berubah

Kepala Departemen Penelitian dan Pengaturan Perbankan, Otoritas Jasa Keuangan An
Sumber :
  • Raden Jihad Akbar/VIVA.co.id

VIVA – Perbankan Indonesia terus melakukan ekapansi bisnisnya di bidang financial technology atau fintech. Biaya pengembangan usaha pun ikut bergeser. 

Dikutip, Minggu 21 Oktober 2018, dari survei survei yang dilakukan PricewaterhouseCoopers (PWC) Indonesia tahun ini, 86 persen strategi dan biaya pengembangan bisnis perbankan saat ini untuk meningkatkan layanan mobile banking yang dimiliki. 

Kemudian diikuti, pengembangan internet banking 68 persen dan penambahan ATM sebesar 48 persen. Selanjutnya, 46 persen strategi bisnis bank adalah kolaborasi dengan pelaku financial technology atau fintech. Dan untuk digital branches sebanyak 44 persen

Kepala Departemen Penelitian dan Pengaturan Perbankan, Otoritas Jasa Keuangan Antonius Hari mengungkapkan hal yang sama. saat ini perbankan lebih fokus mengembangkan infrastruktur bisnisnya ke arah layanan digital. 

Hal tersebut pun menurutnya, tercermin dari Rencana Bisnis Bank (RBB), yang dilaporkan perbankan beberapa tahun terakhir yang mulai mengurangi pembukaan cabang dan layanan offline lainnya.

"Dalam RBB, sekarang buka cabang itu trennya turun. Tadinya ratusan, sekarang paling puluhan tiap tahunnya," ungkapnya di Bogor, Kemarin

Pergeseran ekspansi bisnis bank itu seiring dengan tren teknologi keuangan yang terus berkembang saat ini. Upaya itu pun akan terus didorong OJK agar pelayanan kepada masyarakat bisa lebih maksimal.

"ATM masih dikembangkan. Tapi, mungkin suatu saat ATM tak perlu lagi, karena suatu saat tidak perlu lagi transaksi tunai," tambahnya.

LPS Ungkap Fenomena Baru Industri Perbankan Dunia, Flight to Digital
Direktur Utara BTN Haru Koesmahargyo.

Gara-gara Hal Ini, Nasabah Loyal BTN Meningkat 222 Persen

Sementara itu saldo dari nasabah BTN yang teregistrasi meningkat lebih dari 250 persen pada tahun 2021.

img_title
VIVA.co.id
7 Maret 2022