Tantangan Industri Ekonomi Digital Nasional Saat Ini

Ketua Bidang Human CapitaI Development idEA, Sofian Lusa
Sumber :
  • VIVA/Mohammad Yudha Prasetya

VIVA – Asosiasi E-Commerce Indonesia atau idEA, merilis hasil riset yang menunjukkan sulitnya ditemukan talenta terbaik untuk industri ekonomi digital. Terdapat kesenjangan yang besar, yang terjadi antara pelaku industri dan talenta profesional di sektor tersebut.

LPEI Bakal Luncurkan E-Commerce Serupa Amazon-Alibaba, UKM RI Bersiap Ekspansi ke Pasar Global

Riset idEA itu sendiri menunjukkan bahwa ada 87 persen lulusan SMA yang memilih jurusan kuliah tanpa alasan yang mendasar. Bahkan, dari jumlah tersebut, sebanyak 36 persennya memilih jurusan hanya berdasarkan pada minatnya dengan jurusan tersebut.

"Apakah, nantinya jurusan tersebut bisa membawa mereka ke pekerjaan yang tepat dan sesuai, itu menjadi prioritas nomor sekian," kata Ketua Bidang Human CapitaI Development idEA, Sofian Lusa di Jakarta, Kamis 8 November 2018.

Keren, Batik Indonesia Paling Banyak Diekspor ke Amerika Serikat dan Jerman

Dia menjelaskan, hal ini merupakan dampak dari contextless learning di Indonesia, sehingga banyak lulusan universitas di Indonesia, ditempatkan sebagai lulusan yang pas-pasan atau mediocre graduates.

Bisa dipastikan, lanjut Sofian, hal inilah yang menjadi salah satu sebab angka pengangguran terbuka lulusan perguruan tinggi di Indonesia hingga semester-I 2018 mencapai 800 ribu orang.

Social Commerce Makin Populer, Indef: Tren Pembayaran COD Melonjak

"Kesenjangan akan sumber daya manusia di industri ekonomi digital Indonesia juga dipicu oleh kurangnya wawasan talenta muda mengenai pekerjaan di sektor bisnis ini," ujarnya.

Diketahui, dengan kondisi tersebut idEA pun menggagas idEA Works, sebagai komitmen dari idEA dalam Penyelenggaraan peta jalan e-commerce Indonesia, yang menjadi salah satu program pemerintahan Presiden Joko Wldodo, yakni adanya program pendidikan formal untuk kebutuhan talenta di industri perdagangan berbasis elektronik.

Program idEA Works ini akan menjembatani institusi pendidikan dengan calon mahasiswa serta pelaku industri dengan talentanya untuk dapat bertukar informasi, mempertemukan minat dan bakat dengan pendidikan yang tepat, sehingga nantinya mereka mendapatkan profesi yang tepat, utamanya untuk mengisi kelangkaan di industri ekonomi digital. (asp)

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya