Pelaku Usaha RI Masih Ingin Infrastruktur Prioritas Utama Pembangunan

Sejumlah pekerja saat menyelesaikan proyek infrastruktur. (Ilustrasi)
Sumber :
  • ANTARA/Septianda Perdana

VIVA – Para pelaku bisnis di Indonesia mengharapkan pembangunan infrastruktur terus menjadi prioritas pembangunan. Sebanyak 58 persen dari pelaku bisnis yang disurvei masih mengharapkan pembangunan infrastruktur lokal benar-benar direalisasikan.

BI Pede Pertumbuhan Ekonomi Kuartal II-2024 di Atas 5 Persen, Ini Pendorongnya

Hal ini berdasarkan survei dari Grant Thornton International Business Report (IBR) di kawasan Asia Tenggara atau ASEAN terhadap sejumlah pelaku bisnis yang dirilis per kuartal, dikutip pada Minggu 2 Desember 2018. 

Dari laporan tersebut, Grant Thornton menyelami faktor-faktor apa saja yang menjadi pendorong tingginya optimisme bisnis dan menemukan fakta bahwa infrastruktur muncul sebagai peluang utama bagi kebanyakan pelaku bisnis di ASEAN.

Kebut 12 Proyek IKN, Waskita Karya Pastikan 7 Proyek Rampung Semester I-2024

Menurut IBR per kuartal IV-2018, sebanyak 42 persen dari pelaku bisnis di kawasan ASEAN meyakini infrastruktur mendorong prospek pertumbuhan bisnis di kawasan, serta mendukung terciptanya sarana untuk meningkatkan kesejahteraan. 

Keyakinan ini didorong pesatnya urbanisasi, terutama untuk mendukung kebutuhan transportasi dan pergerakan barang. Pertumbuhan populasi rata-rata di berbagai negara di ASEAN periode 2015-2020 tercatat lebih dari satu persen. Namun, di perkotaan pertumbuhan itu diperkirakan lebih besar atau lebih dari dua kali lipat.

Viral Selebgram Tiduran di Jalan Rusak dan Suarakan Pertumbuhan Ekonomi Melambat!

Partner-Business Advisory/Legal Services Grant Thornton Indonesia, Kurniawan Tjoetiar,  mengungkapkan 58 persen dari total responden (para pelaku bisnis di Indonesia) mengharapkan pembangunan infrastruktur lokal benar-benar direalisasikan. Sedangkan, di Filipina hanya 48 persen dari responden. 

Ia menuturkan, lebih besarnya responden di Indonesia akibat kebijakan Presiden Joko Widodo pada 2016 menguraikan agenda pembangunan sebesar US$327 miliar yang dialokasikan untuk mengembangkan proyek infrastruktur termasuk jalan, bandar udara, dan jaringan kereta api.

"Keinginan tinggi untuk pembangunan infrastruktur di Indonesia mencerminkan kebijakan pemerintah. Dana signifikan dialokasikan untuk membiayai pembangunan infrastruktur, dan para pelaku bisnis sangat menantikan berbagai peluang dari infrastruktur yang bertambah baik," ujar Kurniawan.

Kerja Sama Antar Wilayah Prioritas

Selain pentingnya infrastruktur, pelaku bisnis di ASEAN juga setuju bahwa peningkatan kerja sama ekonomi ASEAN adalah peluang terbesar berikutnya untuk kawasan Asia Pasifik. Ini disetujui oleh 36 persen dari total responden.

Kerja sama antarwilayah yang semakin gencar sejak MEA ditetapkan pada 2015, dipandang semakin penting. Seperti ASEAN dengan China meski ada masalah perbatasan di Laut China Selatan. 

Apalagi China dan ASEAN menyepakati rancangan kode etik awal tahun ini untuk menyelesaikan perselisihan perbatasan tersebut. Hal ini menunjukkan kemajuan menggembirakan. Namun, pelaku bisnis butuhkan lebih banyak kepastian sebelum konflik antar kawasan benar-benar reda.

Adapun peluang bisnis di ASEAN sangat signifikan, khususnya untuk bisnis yang terlibat dalam perbaikan infrastruktur digital dan fisik yang mendukung gelombang baru pembangunan. Karena itu, hubungan ekonomi dan bisnis di seluruh ASEAN perlu dipastikan bebas konflik.

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya