Indef: 60 Persen Tenaga Kerja akan Digantikan Teknologi 

Ilustrasi pekerja di kawasan industri.
Sumber :
  • VIVAnews/Muhamad Solihin

VIVA – Ekonom Senior dari Institute for Development of Economics and Finance atau Indef, M. Fadhil Hasan mengatakan, saat ini perekonomian ke depan mengarah ke dunia digital. Maka mau tidak mau, industri juga akan mengarah ke sana. 

Total Aset BPR dan BPRS Maret 2024 Capai Rp 216,73 Triliun, OJK Ungkap Tantangan yang Menghantui

Namun, persoalannya apakah sudah mempersiapkan tenaga kerja untuk bisa memasuki era tersebut. Serta, keahlian apa yang dibutuhkan agar mereka bisa jadi bagian dari digital ekonomi. 

"Kalau dilihat, terus terang ada gap antara perkembangan perekonomian dengan kesiapan daripada tenaga kerja kita. Padahal kita tahu di era digital ekonomi hampir 60 persen tenaga kerja akan digantikan dengan berbagai teknologi," ujar Fadhil di Jakarta Selatan, Kamis, 14 Maret 2019. 

OJK Izinkan BPR dan BPRS Melantai di Bursa, Begini Syaratnya

Menurut dia, pendidikan keahlian tenaga kerja kita masih pada era ekonomi 1.0 atau 2.0 sementara perkembangan masyarakat dan ekonomi sudah mengarah pada 4.0. 

"Maka, ada gap (kesenjangan) antara kesiapan dan perkembangan itu. Hal itu berimplikasi pada sekarang kita lihat e-commerce, online transaction," ujarnya. 

Teka-teki Calon Bupati dan Wakil Bupati Bekasi di Pilkada 2024

Kemudian, pada kesempatan itu ia menuturkan, total yang bekerja 124,5 juta di sektor formal ada 40 persen dan informal 60 persen, serta pengangguran ada 7 juta.

"Ini menyebabkan adanya masalah rendahnya produktivitas tenaga kerja kita. Kedua, tidak cocoknya skill dan pendidikan tenaga kerja dengan kebutuhan dunia usaha," ujarnya. 

Menurut dia, kalau dilihat sekarang ini orang yang lulus SMK atau perguruan tinggi ketika masuk ke pasar tenaga kerja masih memerlukan berbagai training untuk bisa meningkatkan skill sehingga cocok dengan kebutuhan dunia industri.

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya