Tiga Alasan BEI Belum Suspensi Saham Garuda Indonesia

Garuda Indonesia/Ilustrasi
Sumber :
  • ANTARA Foto/Muhammad Iqbal

VIVA – PT Bursa Efek Indonesia menegaskan bawa pihaknya akan selalu berhati-hati dalam melakukan langkah penghentian perdagangan saham sementara atau suspensi, kepada para emitennya.

BEI Setujui Bentoel Hengkang dari Pasar Modal Indonesia

Direktur Penilaian Perusahaan BEI, I Gede Nyoman Yetna mengatakan, hal itu juga termasuk kepada salah satu emiten yang merupakan maskapai penerbangan pelat merah, yakni PT Garuda Indonesia Tbk, yang saat ini tengah bermasalah terkait laporan keuangannya.

“BEI pastinya punya aturan mengenai suspensi. Tapi itu dilakukan dengan sefektif mungkin dan sangat berhati-hati serta bertanggung jawab,” kata Nyoman di Gedung Bursa Efek Indonesia, Jakarta, Senin 1 Juli 2019

Buka Perdagangan BEI, Ma'ruf Amin: Ekonomi 2024 Masih Menunjukkan Tanda-tanda Optimisme

Nyoman menjelaskan, sebelum pihaknya melakukan langkah suspensi saham, BEI memiliki sejumlah pertimbangan yang dijadikan dasar untuk mengambil keputusan mengenai hal tersebut.

Termasuk, lanjut Nyoman, BEI juga memiliki alasan yang mendasari kenapa mereka belum melakukan pembekuan saham pada sejumlah emiten yang bermasalah, seperti misalnya kepada pihak Garuda saat ini.

Holding BUMN Jasa Survei Dukung Bursa Karbon di Indonesia, Ini Perannya

Nyoman menjabarkan, alasan pertama adalah karena pihak BEI baru akan melakukan suspensi kepada emiten, apabila laporan keuangannya mendapat disclaimer hingga dua kali. Kedua, jika terdapat adverse opinion atau opini tidak wajar, serta ketiga adalah ketika 'going concern' perusahaan terganggu.

Oleh karenanya, Nyoman mengaku saat ini pihaknya masih akan terus memantau dan memberikan kesempatan kepada Garuda, untuk memperbaiki laporan keuangannya sesuai standar dan aturan yang berlaku. 

“Kita pantau deadline dari penyampaian revisinya. Sekali melebihi dari deadline, kita akan melakukan tindakan," kata Nyoman.

Selain itu, pihak bursa juga akan mencermati harga saham, frekuensi, dan volume perdagangan saham Garuda di pasar. Harapannya, Garuda bisa segera merevisi laporan keuangannya karena hal itu menyangkut kepercayaan investor.

“Yang bisa kita lakukan sekarang, kita meminta pada mereka tenggat waktu yang diberikan agar dapat dipenuhi. Karena informasi itu sudah ditunggu oleh masyarakat dan kami pihak bursa ingin melihat bagaimana kesesuaiannya,” ujarnya.

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya