Tangani Kebocoran Gas, Pertamina Tambah Bantuan dari 4 Area Operasi
- ANTARA FOTO/Zabur Karuru
VIVA – PT Pertamina menambah bantuan personel maupun peralatan dari empat area operasi lain, pada hari ke-9 usai munculnya gelembung gas, di anjungan Lepas Pantai YYA-1 area Pertamina Hulu Energi Offshore North West Java (ONWJ), tepatnya di Pantai Utara Jawa, Karawang Jawa Barat.
Empat area operasi itu yakni Cilacap, Balongan, Tanjung Priok dan Balikpapan.
PHE ONWJ, selaku kontraktor di wilayah tersebut juga berkoordinasi dengan SKK Migas dan instansi terkait untuk support peralatan.
Vice President Corporate Communication Pertamina, Fajriyah Usman menjelaskan, pelibatan personel tambahan dari sejumlah wilayah operasi menunjukkan komitmen dan keseriusan perusahaan untuk mengatasi peristiwa di sumur YYA-1.
“Ini wujud responsibility Pertamina pada seluruh proses operasi. Bukan hanya memanfaatkan peralatan teknologi yang memadai, SDM yang diterjunkan juga memiliki kapabilitas tinggi,” ujar Fajriyah dalam keterangan resmi, Minggu, 21 Juli 2019.
Hingga saat ini, dia memastikan, tidak ada korban jiwa, baik dari pekerja maupun warga yang berada di sekitar operasi saat kejadian. Menurut Fajriyah, Pertamina juga sangat memperhatikan kondisi personel yang bertugas, dengan melibatkan banyak bantuan tenaga ahli dari wilayah operasi lainnya.
Dalam upaya penanganan insiden ini, Fajriyah menuturkan, pihaknya sudah melakukan respons cepat. Ini ditunjukkan dengan pengiriman tim tanggap darurat, pengerahan tim penanggulangan. Kemudian, sepekan setelah peristiwa telah dikerahkan 7 tim ahli dari berbagai sektor, lebih dari 20 kapal dan berbagai peralatan yang mendukung seperti oil boom dan puluhan drum dispersant.
Selain penanganan operasi, dia menambahkan, Pertamina melalui Response Tim PHE ONWJ juga telah melakukan langkah penyelamatan lingkungan bersama warga Desa Sedari, Karawang, Jawa Barat. Mereka melakukan kegiatan bersih-bersih Pantai Sedari.
“Berbagai upaya cepat dengan memaksimalkan tim di lapangan, agar dapat memperkecil dampak atau risiko baik bagi operasi perusahaan maupun masyarakat dan lingkungan,” ujar Fajriyah.