Jonan Klaim Istana hingga Rumahnya Sudah Gunakan Listrik Tenaga Surya

Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral Ignasius Jonan menghadiri kampanye Gerakan Nasional Sejuta Surya Atap di komplek Monumen Nasional Jakarta, Minggu, 28 Juli 2019.
Sumber :
  • VIVA/Bayu Nugraha

VIVA – Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral Ignasius Jonan menghadiri kampanye Gerakan Nasional Sejuta Surya Atap di komplek Monumen Nasional Jakarta, Minggu, 28 Juli 2019. Dia mengapresiasi terselenggaranya kegiatan itu.

Ini Pertimbangan Komisi B DPRD DKI Bahas Kenaikan Tarif Transjakarta

"Saya kira ini kampanye yang bagus sekali walaupun yang mengadakan pengusaha PLTS (Pembangkit Listrik Tenaga Surya)," ujarnya.

Dia menilai, ajang itu merupakan sebuah upaya memperoleh energi ramah lingkungan untuk kehidupan. Ada sejumlah catatan penting dalam bidang energi, terutama kaitannya dengan energi baru terbarukan (EBT)

Tekan Emisi Karbon, Kementerian Investasi dan VKTR Hibahkan 3 Bus Listrik ke UGM

Keterlibatan stakeholder harus didorong untuk mempersuasi masyarakat agar memasang listrik surya atap. Sejumlah bangunan milik negara sudah mencontohkan.

"Istana Merdeka sendiri sudah pasang 260 kWp, Kantor Kementerian ESDM sudah pasang 160 kWp, dan rumah saya sendiri—itu rumah pribadi—pasang 15,4 kWp," katanya.

Anak Buah Luhut Sebut Lebih Cocok Mobil Listrik, Hidrogen Buat Bus dan Truk

Dia pun mendorong badan usaha dan industri, termasuk gedung-gedung pemerintahan dan swasta, lebih agresif untuk menggunakan listrik surya atap.

Kampanye ini juga menampilkan pameran berbagai peralatan yang terkait dengan penggunaan listrik surya atap. Di antaranya mockup rumah listrik surya tipe-36. Rumah itu berdaya listrik 5 kWp, inverter 5,5 kWp dengan jaringan listrik PLN daya 7.700 Watt, ditambah dapur yang dilengkapi kompor listrik untuk memasak yang bertenaga surya.

Dipamerkan juga sejumlah kelengkapan elektronik seperti AC, lampu, TV, kulkas dan peralatan listrik rumah tangga lainnya. Yang menarik, ada pula kendaraan listrik, mobil dan sepeda motor yang daya listriknya diisi ulang menggunakan tenaga surya.

Ia pun berharap masyarakat memilih listrik tenaga surya karena tidak merusak lingkungan, sekaligus bisa dipakai dalam jangka panjang. Kalangan muda pun diprediksi bisa mengoptimalkan tenaga surya.

"Energi bersih untuk kelistrikan dan kendaraan, saya kira, daya dorongnya akan besar karena generasi muda mendukung dan mendorong energi yang lebih bersih," ujarnya.

Acara bertajuk Gerakan Nasional Sejuta Surya Atap (GNNS) ini dimotori oleh pemerintah bersama Asosiasi Produsen Modul Surya Indonesia (Apamsi), Asosiasi Energi Surya Indonesia (AESI), dan Penggunaan Listrik Surya Atap (GNNSA).

Mereka menargetkan peningkatan persebaran energi terbarukan dari 5 persen pada 2015 menjadi 23 persen pada 2025. Dari target 23 persen itu, proyeksi Pembangkit Listrik Tenaga Surya adalah sebesar 6,5 Gwp.

Visi ini juga bentuk dukungan untuk mengurangi emisi gas rumah kaca dan ancaman perubahan iklim, serta bentuk komitmen Indonesia terhadap Paris Agreement untuk melindungi lingkungan dan upaya mencapai tujuan Sustainable Development Goals (SDGs).

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya