Bina Marga Didorong Perbaiki Pengelolaan Parkir di Rest Area

Ilustrasi rest area dipenuhi pemudik
Sumber :
  • TMC Polda Metro

VIVA – Dalam pola pengelolaan jalan tol berkelanjutan, Direktorat Jenderal Bina Marga Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat didorong untuk memperhatikan Rest Area, sebagai salah satu hal penting dari operasional sebuah jalan tol.

Bangun Bandara VVIP hingga Tol di IKN, Ditjen Bina Marga PUPR Minta Anggaran Rp 49 Triliun pada 2024

Hal itu diutarakan oleh Pengamat Kebijakan Publik, Agus Pambagio, yang menyebut bahwa saat ini masih banyak mekanisme dari alur masuk dan keluar kendaraan di Rest Area, yang belum cukup memadai secara desain.

"Masih banyak Rest Area yang alur masuk-keluar kendaraannya membuat orang ngantre," kata Agus dalam diskusi di Kementerian PUPR, Jakarta, Jumat 2 Agustus 2019.

Pemprov DKI Pastikan Trotoar Depan Kedubes AS yang Ditutup Beton Segera Dibuka

Agus pun mengkritisi penempatan lahan parkir di Rest Area, yang menurutnya masih terlalu memanjakan para pengendara. Dimana, sejumlah tempat parkir di buat mengelilingi unit-unit yang dituju para pengendara, seperti misalnya di sekitar toilet, masjid, dan tempat-tempat makan.

"Begitu pun kalau para pengendara itu mau makan atau mau salat, itu pasti mereka berebut parkir tepat di depan tempat makan atau di sekitar musala," ujarnya.

Penampakan Kabel Semrawut di Jakarta Akan Dituntaskan Dalam 5 Tahun

Dia pun menyarankan bahwa lahan parkir di Rest Area itu bisa dibuat dengan model terpusat, meskipun mengharuskan para pengendara jalan kaki untuk menuju toilet, musala, atau tempat makan yang ingin ditujunya.

Dengan demikian, pengaturan tempat parkirnya bisa ditempatkan di bagian depan, atau bisa juga di bagian belakang Rest Area tersebut.

"Biarkan dia jalan kaki baik untuk makan, salat, atau ke toilet. Pokoknya jangan selalu dimanjakan dengan parkiran yang selalu tersedia di dekat atau di depan unit-unit yang diperlukan itu," kata Agus.

Kepadatan di Rest Area yang kerap berimbas ke jalan tol, diakui Agus umumnya disebabkan karena kurang efektifnya pengelolaan arus kendaraan di Rest Area seperti itu.

Dia pun berharap ke depannya pemerintah dan semua pihak pengelola jalan tol bisa meniru beberapa negara di Eropa, yang memisahkan Rest Area ke sebuah kawasan dan tidak berada tepat di pinggir jalan tol tersebut.

Agar setidaknya, imbas kemacetan di dalam Rest Area tidak sampai berdampak pada kelancaran arus di jalan tol itu.

"Di beberapa negara seperti di Inggris dan sebagian negara Eropa, Rest Area itu enggak di pinggir jalan. Tapi masuk dulu ke sebuah kawasan, di mana di sana memang dikhususkan untuk Rest Area," ujarnya. (asp)

Transaksi Tol Nir Sentuh atau Multi Lane Free Flow (MLFF) diujicobakan di Tol Bali - Mandara.

Dirjen Bina Marga Ungkap Tujuan Transaksi Tol Tanpa Sentuh-MLFF

Hedy mengatakan, MLFF ini bertujuan untuk mengurangi delay ketika berada di jalan tol, dan dapat menurunkan waktu tempuh

img_title
VIVA.co.id
18 Desember 2023