Petani di Kulonprogo Tolak Rencana Impor Beras, Cuma Bikin Rugi

Petani merontokkan padi hasil panen
Sumber :
  • ANTARA FOTO/Adeng Bustomi

VIVA – Wacana pemerintah pusat untuk mengimpor beras sebanyak satu juta ton ditentang keras oleh petani di Kulonprogo, Yogyakarta. Stok beras di Kulonprogo dinilai masih cukup untuk memenuhi kebutuhan masyarakat, sehingga wacana impor beras dinilai merugikan petani.

Ratusan Hektare Sawah di Bombana Sultra Gagal Panen akibat Banjir, Pemkab Minta Bantuan Pusat

Salah satu petani di Kulonprogo, Setyaningrum mengatakan, banyak petani yang tidak sependapat dengan wacana Pemerintah Pusat yang memiliki wacana untuk mengimpor beras. Sebab di daerah Kulonprogo ini, stok gabah masih sangat cukup. 

Harga gabah kering di pasaran saat ini disebut mengalami penurunan yakni menjadi Rp3.300 per kg dari sebelumnya masih di harga Rp4.000 lebih per kg. Harga tersebut dinilai sangat murah, yang berbanding terbalik dengan harga pupuk dan operasional yang terus merangkak naik. 

Polemik Hulu Migas di Area Persawahan Perlu Diselesaikan, Petani Harus Dapat Ganti Untung

Hal yang sama diutarakan Ketua Kelompok Tani ‘Bangun Tani’, Sudiro. Ia mengatakan, panen padi di Indonesia terutama di Kulon Progo bagus. Stok pun surplus. Sehingga dengan harga yang dijual saat ini, petani pun memilih untuk disimpan dan menunggu harga naik jelang Lebaran.

"Kalau untuk petani, panen saja harganya saja murah, kualitasnya sangat bagus, produksi meningkat. Harganya 3.500 (per kg) untuk harga gabah basah, kalau beras Rp7.700 petani jual," katanya.

Petani di Semarang Dukung Sudaryono Jadi Gubernur Jateng, Alasannya Selaras Program Pemerintah Pusat

Sudiro juga menyayangkan, impor beras yang sebetulnya berdampak kepada petani-petani. Alasannya, operasional petani juga naik termasuk harga pupuk dan traktor.

"Untuk petani, harga tenaga kerja itu mahal. Upah traktor mahal, jadi untuk petani padi itu mengalami kerugian kalau impor," katanya.

Produksi beras di Kulonprogo setiap tahunnya surplus berkisar di angka 44 ribu ton. Sehingga stok gabah dan beras masih mencukupui kebutuhan masyarakat.

Hingga bulan April, Kulonprogo memasuki panen raya masa tanam I sekitar 4.150 hektare di wilayah Temon, Wates, sebagian wilayah Panjatan, sebagian wilayah Sentolo, sebagian wilayah Nanggulan. Total produksi beras tahun 2020 di Kulonprogo sebanyak 79.457 ton.

Laporan: Ari Wibowo/TvOne Kulonprogo, Yogyakarta

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya