Laba BUMN 2020 Anjlok 77%, DPR Soroti Kinerja Direksi hingga Komisaris

Gedung Kementerian BUMN. Foto ilustrasi.
Sumber :
  • vivanews/Andry Daud

VIVA – Menteri Badan Usaha Milik Negara (BUMN) Erick Thohir mengungkapkan, akumulasi laba perusahaan BUMN pada 2020 diperkirakan hanya mampu disetorkan sekitar Rp28 triliun. Jumlah tersebut melorot 77 persen dibandingkan 2019 yang mencapai Rp 124 triliun.

Kabar kurang sedap itu pun membuat kalangan DPR RI prihatin. Kementerian BUMN pun diminta melakukan upaya terobosan yang lebih kreatif lagi guna menggenjot laba agar lebih optimal.

Anggota Komisi VI DPR RI Darmadi Durianto menekankan agar kementerian BUMN lebih menekankan agar jajaran petinggi BUMN untuk memiliki plan dan strategi yang lebih konkret. Khususnya dalam beradaptasi bisnis di tengah pandemi COVID-19 saat ini.

"Laba anjlok hingga 77 persen itu saya kira alarm penting dan mesti disikapi serius oleh Kementerian BUMN. Saya kira peran direksi dan komisaris semakin penting dalam melakukan creative destruction dalam menyikapi persoalan ini (laba anjlok). Mereka mesti out of the box di tengah kondisi perekonomian yang penuh ketidakpastian seperti saat ini," ujar Bendahara Megawati Institute itu kepada wartawan di Jakarta, Minggu, 6 Juni 2021.

Baca juga: BTN Bidik Potensi Santri Jadi Developer, Begini Caranya

Darmadi menekankan, agar proses rekruitmen jajaran direksi maupun komisaris ke depannya mesti lebih ketat lahi. Seperti diukur menggunakan basis skill, kreativitas dan inovasi.

"Tidak boleh selonggar seperti dulu. Harus diperketat. Kalau dahulu bisa pilih direksi dan komisaris yang biasa-biasa saja. Sekarang harus pilih direksi yang mampu melakukan creative destruction," tegasnya.

"Dan untuk situasi saat ini Kementerian BUMN harus mampu membuat kebijakan yang tegas dan tidak boleh menyerah atau kompromi  kepada berbagai intervensi pihak-pihak tertentu," tambahnya.

Kementerian BUMN Ungkap Nasib Indofarma yang Kesulitan Bayar Gaji Karyawan

Meski demikian, Darmadi memaklumi jika laba yang disetor BUMN-BUMN pada 2020 mengalami penurunan. Karena memang kondisi saat ini banyak BUMN yang tengah sekarat kondisi keuangannya, salah satunya Garuda Indonesia.

"Garuda tengah berdarah-darah kondisi keuangannya. Begitu pun KAI, Krakatau Steel, PLN yang disebut berutang hingga Rp500 Triliun. Sedangkan BUMN yang alami keuntungan tidak seberapa jumlahnya. Tentu kondisi ini berpengaruh terhadap akumulasi laba yang disetorkan seluruh BUMN," tutupnya.

Ekonomi Global Semakin Seram, Erick Thohir Ungkap Sudah Mulai Terjadi Perang Tarif
PT Biro Klasifikasi Indonesia (BKI), lead Holding BUMN Jasa Survei saat mendapatkan Statement of Compliance (SoC) QSCS.

Indonesia Kembali Masuk White List, BKI Dapat Pengakuan Internasional untuk Keselamatan Kapal

PT BKI sebagai Lead Holding BUMN Jasa Survei, IDSurvey berhasil mempertahankan kembali kategori High Performance sebagai Recognized Organization (RO) di laporan tersebut.

img_title
VIVA.co.id
7 Mei 2024