Rupiah Hari Ini Melemah ke Level Rp14.214, Ini Pemicunya

Rupiah Melemah
Sumber :
  • ANTARA FOTO/Akbar Nugroho Gumay

VIVA – Nilai tukar rupiah terhadap dolar Amerika Serikat (AS) melemah tipis pada perdagangan Selasa, 12 Oktober 2021. Namun, rupiah masih mampu bergerak di kisaran bawah Rp14.220 per dolar AS.

Rupiah Mulai Bertenaga usai Pernyataan Jerome Powell soal Suku Bunga

Di pasar spot, hingga pukul 09,20 WIB rupiah telah ditransaksikan di level Rp14.214 per dolar AS. Melemah 0,05 persen dari penutupan perdagangan hari sebelumnya di level Rp14.207 per dolar AS.

Kurs referensi Jakarta Interbank Spot Dollar Rate (Jisdor) Bank Indonesia terakhir berada di level Rp14.210 per dolar AS, menguat dari nilai tengah hari sebelumnya di level Rp14.225 per dolar AS.

Tidak Pakai Dolar, Rusia Beli Senjata dari India Gunakan Rupee

Baca juga: IHSG Berpotensi Menguat, Ini Rekomendasi Saham Hari Ini

Tim Ekonom Bank Mandiri, melalui Tinjaun Ekonomi dan Pasar Harian mengungkapkan bahwa kondisi ini dipicu oleh kenaikan harga-harga komoditas dunia dalam beberapa bulan terakhir.

Rupiah Lesu ke Rp 16.128 per Dolar AS

"Kecenderungan kenaikan harga-harga komoditas dalam beberapa bulan terakhir yang diperkirakan akan berdampak sangat signifikan kepada neraca perdagangan Indonesia," tulis Tim Ekonom Tersebut yang dipimpin Andry Asmoro.

Di tengah kondisi tersebut, nilai tukar dolar AS juga cenderung mengalami penguatan. Indeks US$ disebutkan sejak kemarin naik ke posisi 94,137. Sehingga rupiah berpotensi bergerak di level Rp14.172-14.255 hari ini.

Perkembangan harga minyak, dikhawatirkan berdampak besar kepada inflasi AS. Harga minyak jenis Brent kemarin menguat 1,6 persen menjadi US$83,9 per barel dan sempat menyentuh US$83,6 per barel, level tertinggi sejak Oktober 2018.

"Kenaikan harga minyak dipengaruhi oleh melonjaknya permintaan global yang juga berdampak kepada kekurangan pasokan energi di Tiongkok," tuturnya.

Nilai tukar Rupiah

Photo :
  • ANTARA/Zabur Karuru

Sentimen dari dalam negeri dipengaruhi juga oleh membaiknya penjualan eceran. Berdasarkan survei penjualan eceran Bank Indonesia, indeks penjualan riil (IPR) September 2021 sebesar 190,3 atau terkontraksi -1,8 persen year-on-year (yoy).

"Meskipun masih dalam fase kontraksi, angka pertumbuhan tersebut lebih baik dibandingkan bulan Agustus yang turun lebih dalam, yaitu sebesar -2,1 persen yoy," ujar dia.

Sementara itu, indeks ekspektasi harga umum (IEH) pada November 2021 dan Februari 2022 diprakirakan akan mengalami kenaikan dengan nilai indeks masing-masing sebesar 124,8 dan 138,7. Lebih tinggi dari perkiraan sebelumnya di level 123 dan 134,2.
 
Tim riset ekonomi Bank Mandiri memperkirakan kinerja penjualan eceran akan terus membaik selama sisa 2021. Tren penurunan kasus aktif COVID-19 dan pelonggaran mobilitas yang dilakukan secara bertahap seiring dengan akselerasi program vaksinasi COVID-19 telah mendorong perbaikan aktivitas ekonomi.

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya